Tertinggal di Malam Terawih Pertama
Dasar bocah, lihat wajah Jumadi memelas begitu, bukanya minta maaf malah ngancam ke Penjaga sekolahnya.
"ya ambil saja pak sajadah dan kopiahnya, tapi saya tidak jamin, tempat bapak yang berkipas angin ini, akan kembali di tempati oleh bapak" jawab Rudy yang merupakan KM di. Kelas IV sekolahnya tersebut.
Lalu anak pun kembali nyrocos ke Pak Jumadi "kalau bapak ambil kopiah dan sajadah, maka bapak nanti sholat isya dan terawehnya di luar, bareng emak-emak, mau gak bapaknya?
Jumadi nampak bingung, pasalnya, tempat yang sekarang di duduki merupakan tempat pavoritnya, tidak akan merasa kegerahan di dalam
Musholah, karena kipas anginnya tepat di atas kepalanya, maka Jumadi akan berfikir berulang kali, antara ngambil kopiah dan sajadah yang tertinggal lalu sholatnya di luar dengan barisan emak-emak, atau di dalam walau tanpa kopiah dan sajadah
"biarlah tuk malam ini, lututku latihan sakit sedikit saat menyentuk keramik musholah, dan biarlah jidat rambut ini menyentuh jidatku saat sujud, yang penting sholat malam ini khusyu tidak kepanasan hingga akhir teraweh" guman Jumadi pelan kepada Rudy yang sedari tadi senyam senyum saja.
"nah gitu Pak Jum, harus berfikir cepat dan tepat, daripada sholatnya di. Luar sama rombongan emak-emak" kata Rudy sambil sedikit tertawa.
Akhirnya selesai sudah sholat isya dan teraweh pertama malam ini, walau tanpa sajadah dan kopiah, namun sedikit nyesel dalam hatinya, kenapa nurut saja di tarik-tarik anak-anak ke. Musholah, sementara sajadah dan kopiah yang sedari siang sudah di rancang tuk sholat teraweh pertama akhirnya tertinggal di rumah penjaga sekolah.
"semoga besok tak tertinggal lagi, dan warisan bapak ini akan selalu dipakai setiap sholat lima waktu, dan ibadah lainnya,.agar aliran do'a selalu mengalir deras buah arwah bapak di surga" guman Jumadi di dalam hatinya.