Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster
Betapa Kami Merindukan Momen Lebaran Tahun Lalu
Pasrah. Satu kata yang tepat untuk kondisi lebaran kali ini. Tak bisa mudik jauh ,begitupun mudik dekat. Cuma bisa merasakan kupat lokal,tak bisa mencicipi kupat buatan Mama tersayang.
Tak bisa salam-salaman apalagi peluk-pelukan. Akhirnya sedari malam coba produksi kartu lebaran yang bisa dikirim di media sosial.
Di tempat saya ,sholat Id tadi pagi digelar . Meskipun diubah lokasinya,yang biasanya 4 blok di satu lokasi ,sekarang dianjurkan masing-masing blok di masing-masing mesjid. Kemudian anak-anak dianjurkan untuk tidak ikut serta.
Karena anak-anak saya tak bisa ikut serta akhirnya hanya Ayahnya yang sholat Id,saya berempat di rumah saja sambil menyiapkan makanan untuk yang beres sholat Id.
Selepas sholat sama seperti tahun lalu,kami sungkeman lalu makan.
O,ya sudah saya memang tinggal seatap dengan mertua bersama 2 kakak ipar saya. Sementara 1 lagi kakak ipar yang berdomisili di Sukabumi memilih tak pulang karena mengikuti anjuran untuk tidak mudik. Begitu sayangnya mereka pada kami,hingga merekapun menekan rasa kangen dan sayangnya.
Maka video callan pertama kali saat makan adalah bersama kakak Ipar yang di Sukabumi tadi. Biasanya dia tak pernah absen berlebaran di sini. Paling tidak seminggu sebelum lebaran mereka sudah berada di sini.
Selesai makan giliran saya yang menghubungi Mama di bandung. Ini sebenarnya yang paling berat di lebaran kali ini,tak bisa sungkem pada Mama.
Tahun lalu setelah sungkeman dan makan-makan,kami bersiap menuju Bandung. Menggunakan angkutan umum dan Kereta Api. Meskipun ribet karena harus berkali-kali ganti,namun kami begitu menikmati.
Hanya saya yang tak bisa sungkeman,kedua kakak tinggal di Bandung sehingga sepertinya masih bisa mengunjungi Mama.