RAMADAN

Penggunaan Pengeras Suara dengan Baik dan Bijak Demi Kenyamanan Bersama

18 Maret 2024   22:44 Diperbarui: 18 Maret 2024   23:01 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan Pengeras Suara dengan Baik dan Bijak Demi Kenyamanan Bersama
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Seorang tokoh Islam yang juga seorang penceramah, Gus Miftah, menyarankan, demi syiar Ramadhan, penggunaan pengeras suara harus tetap dilakukan demi mengembalikan suasana Ramadhan pada zaman orang tua dahulu. Namun, dia tetap mendorong adanya batasan-batasan dalam penggunaan pengeras suara setidaknya digunakan sampai pukul 22.00. Bahkan, beliau membandingkannya dengan penggunaan pengeras suara pada hajatan dangdutan. 

Pendapat ini patut disesalkan sebab tidak mempertimbangkan aspek keberagaman masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Beliau tidak melihat bahwa, di tengah keberagaman, penting sekali untuk menjaga kerukunan dan tidak memaksakan pengajaran dari keyakinannya untuk menjadi konsumsi semua kalangan yang notabene mungkin saja memiliki perbedaan pandangan dan keyakinan. Begitu juga membandingkannya dengan hajatan dangdutan adalah pandangan yang kurang bijak. Sebagai tokoh agama, beliau seharusnya memberi pandangan menyeluruh, bukannya membandingkan secara sempit.

Oleh karena itu, pengaturan penggunaan pengeras suara sebagaimana yang diimbau oleh pemerintah melalui Kementerian Agama, merupakan langkah yang tepat dan bijak, di tengah menjaga dan merawat kebinekaan bangsa Indonesia. Dengan demikian, akan tercipta suasana masyarakat yang akan semakin menjaga nilai-nilai toleransi dan keberagaman. 

Begitu pula, dengan adanya imbauan ini, pemerintah sebenarnya sedang menunjukkan bahwa pemerintah hadir untuk semua kalangan bukan bagi segelintir saja. Seluruh lapisan masyarakat khususnya dari kalangan umat Islam yang ada di Indonesia, dapat melaksanakan imbauan pemerintah ini dengan baik, untuk menciptakan tatanan kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang hamoni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun