RAMADAN
Cerpen Ramadan: Mengikir Ketumpulan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
"Aarggh!" Aku membanting pisau ke sembarang arah.
Apa lagi kini yang harus aku lakukan?
Wajahku terasa panas. Sedang dadaku serasa mau meledak. Panas menjalar ke seluruh tubuhku. Bahkan angin yang berembus tak mampu menetralisir rasa yang ada.
Plek!
Sebuah kertas bekas---yang sepertinya berasal dari tempat pembuangan sampah---mendarat di wajahku. Sisa lumpur kering menempel pada kertas tadi.
Aku mengernyit. Apa ini?
"Jangan! Jangan dibaca!" serunya tiba-tiba. "Aku mohon jangan! Demi kebaikan kita aku mohon jangan dibaca!"
"Hahaha! Jadi ini kelemahanmu? Baiklah. Ayo kita lakukan!"
"Tidaaak!"
Magelang, 29 Maret 2023
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!