Arsitek yang Terapis, Fotografer, menyukai menulis, eksperimen masak, tanaman, anabul, senang belajar hal baru. Buku : The Miracle of Doa, The Wonderful Sedekah
Mengenang Ramadhan Bermakna Bersamamu
Alhamdulillahirrobilalamin....kembali berjumpa dengan Ramadhan.
Bulan yang tentu berbeda dan terasa istimewa bagi khususnya umat Islam. Banyak hal yang tidak atau jarang terjadi di 11 (sebelas) bulan lainnya, akan dirasakan di bulan Ramadhan.
Tentu sudah banyak yang tahu bahwa selama bulan Ramadhan, umat Islam yang sudah baligh wajib berpuasa, wajib menahan lapar dan haus sejak Subuh hingga Maghrib. Tapi tentu tidak hanya itu saja. Banyak hal lain yang sedang dilatihkan pada diri masing-masing, seperti me-refresh apa yang ada di dalam tubuh kita. Yang selama 11 bulan mungkin kemasukan beraneka makanan dan minuman yang mungkin tidak kita perhatikan waktunya, isinya, dll. Selama Ramadhan, kita belajar makan teratur kembali, dengan porsi secukupnya. Dan ini tentunya memperbaiki metabolisme tubuh kita. Kita belajar disiplin.
Dan tentu banyak hal lain lagi yang sebenarnya kita dapatkan.
Dan kali ini penulis ingin berbagi 4 (empat) pengalaman aktifitas Ramadhan yang bermakna bagi penulis
1. Belajar berbagi
Menjelang Ramadhan, penulis berdiskusi dengan anak-anak tentang apa yang bisa kami lakukan untuk berbagi. Ketika kami ingin berbagi sembako (mini), kami diskusikan isinya apa saja. Awalnya kami tujukan pada penjaja koran dan lainnya yang sehari-hari berjualan di lampu merah dekat rumah. Sebagian besar merupakan langganan keluarga kami. Kami belanja dan masukan ke dalam tas kresek kecil. Kemudian kami bagikan pada para pedagang tersebut.
Buat saya banyak yang bisa dipelajari anak-anak; dari merencanakan sesuatu, menghitung budget, melatih keberanian bertemu orang lain, melatih bersikap santun, melatih bersyukur.
"Menu" yang kami bagikan biasanya berganti-ganti. Kadang berupa takjil siap santap dengan minuman. Sasaran yang diberikan pun berganti-ganti. Pernah kami hanya berdiri di pinggir jalan, dan memberikan acak pada siapa saja yang lewat. Ga selalu diterima. Kadang dipertanyakan, kadang diliatin dengan tatapan aneh, ada juga yang minta ekstra.
Kadang, kami naik motor bertiga (jangan ditiru ya), mencari sasaran lain untuk diberi. Kadang bertemu pekerja yang sedang memperbaiki saluran air. Pernah juga anak-anak memutuskan naik bis metro mini untuk berbagi pada supir dan penumpang. Biasanya anak sulung yang sudah besar lebih pede untuk bergerak duluan. Adiknya lebih malu-malu walau kemudian mengikuti kakaknya.