Arsitek yang Terapis, Fotografer, menyukai menulis, eksperimen masak, tanaman, anabul, senang belajar hal baru. Buku : The Miracle of Doa, The Wonderful Sedekah
Hiburan Sahur Sarat Makna Melalui 'Konser Jalanan' dan Layar Kaca
Banyak pilihan acara di telivisi yang bisa dipilih untuk menemani sahur.
Saya sendiri menyukai satu sinetron yang tahun ini tayangannya sudah memasuki usia remaja awokwok...
Di usia balita hingga awal memasuki usia remaja sinetron tersebut, saya ga ingin melewatkan sedikitpun. Padahal sehari-hari saya bukan penikmat sinetron. Yang membuat saya klepek-klepek adalah dialog-dialog yang ringan tapi kadang seperti menoyor jidat saya, memberikan pencerahan, kadang membuat adem. Seringkali juga seperti memberi jalan keluar dari apa yang sedang dialami.
Berikut beberapa dialog yang bahkan banyak dijadikan quotes :
"Tidak ada gunanya melakukan ibadah dengan penuh perhitungan, karena itu hanya akan menyebabkan hati kita menjadi tidak tenang. Lakukanlah ibadah dengan tulus dan ikhlas, maka Allah akan memberikan keberkahanNya" (bang Jack)
"Kita harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah pada kita, meskipun itu hanya hal kecil. Karena bersyukur akan membuat kita merasa lebih bahagia dan terhindar dari rasa tidak puas" (Aya)
"Kadang terlalu banyak impian membuat kita lupa berhenti dan melihat kebahagiaan yang sedang ada di dekat kita" (Aya)
"Kau tidak perlu menyesali masa lalu atau takut masa depan. Yang terpenting adalah saat ini" (Aya)
"Aku ingin menjadi orang yang selalu memperhatikan orang di sekitarku dan berusaha membuat mereka tersenyum" (Azzam)
"Bukan kita yang memilih takdir, tapi takdir (Allah) yang memilih kita. Takdir itu ibarat angin bagi pemanah, dan kita harus selalu mencoba untuk membidik dan melesatkannya di saat yang tepat. Yang jelas Ay, saya akan meminta kepada Allah agar keluarga saya dijauhkan dari takdir buruk karena hanya doa yang bisa merubah takdir" (Azzam)
"Ya Allah, dengan ikhlas aku membaringkan apa yang telah Engkau titipkan. Air mata ini bukan airmata kesedihan dari apa yang telah Engkau ambil, tapi dari karunia kasih sayang yang pernah Engkau berikan kepada diriku dan keluargaku" (Azzam, saat anaknya berpulang pada penciptaNya)