Lidya Fitrian
Lidya Fitrian Full Time Blogger

Blogger | Content Writer www.fitrian.net

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Puasa Jalan Terus, Mental Tetap Waras!

13 Maret 2025   13:02 Diperbarui: 13 Maret 2025   20:51 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Jalan Terus, Mental Tetap Waras!
Ilustrasi | Foto: Getty Images/golfcphoto

Setiap kali Ramadan tiba, aku selalu merasa ada sesuatu yang berbeda. Dulu, perbedaannya lebih sering terasa dari segi fisik---lebih sibuk, lebih banyak yang harus dilakukan, dan sering merasa lebih emosional. Tapi tahun ini, ada sesuatu yang berubah. Bukan dari suasananya, tapi dari bagaimana aku melihat dan menjalani Ramadan. Aku mulai memahami bahwa bulan ini bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tapi juga tentang bagaimana menjaga hati dan pikiran tetap tenang.

Beberapa tahun lalu, aku sering merasa Ramadan justru lebih melelahkan. Bangun lebih awal untuk sahur, aktivitas harian tetap berjalan, lalu berbuka dan lanjut tarawih. Semua terasa padat dan melelahkan. Tapi tahun ini, aku mencoba sesuatu yang berbeda: mengubah cara pandangku terhadap Ramadan, bukan sebagai tantangan fisik, tetapi sebagai momen untuk menyembuhkan diri.

Aku ingin menikmati bulan ini dengan lebih santai, lebih penuh kesadaran, dan lebih bermakna. Aku mulai menyadari bahwa Ramadan bukan hanya soal rutinitas ibadah, tetapi juga soal bagaimana aku bisa memperlambat langkah dan meresapi setiap momennya.

Menjalani Ramadan dengan Lebih Tenang

Salah satu perubahan yang aku lakukan adalah mengurangi stres dalam hal makanan. Dulu, aku sering bingung harus masak apa untuk berbuka. Kadang-kadang, aku terlalu sibuk memikirkan menu berbuka yang variatif, seakan-akan harus selalu ada sesuatu yang spesial di meja makan. Padahal, yang terpenting adalah kebersamaan dan rasa syukur atas makanan yang ada.

Tahun ini, aku mencoba sesuatu yang lebih sederhana---melakukan food preparation sebelum Ramadan dimulai. Aku menyiapkan bahan makanan yang praktis, sehingga saat sahur atau berbuka, aku bisa memasak lebih cepat tanpa stres. Ternyata, ini sangat membantu! Aku tidak lagi panik saat menjelang berbuka karena sudah tahu apa yang akan dimasak.

Sahur juga bukan momen untuk memasak yang rumit. Aku memilih menu yang sederhana tapi tetap sehat, seperti sup atau makanan berkuah yang menyegarkan. Aku percaya, yang penting adalah kualitas makanan, bukan kuantitasnya.

Selain itu, aku juga belajar untuk tidak berlebihan dalam membeli makanan, terutama takjil. Dulu, godaan bazar Ramadan selalu sulit ditolak. Aku ingin membeli ini dan itu, tanpa sadar akhirnya banyak yang terbuang. Sekarang, aku lebih bijak dalam memilih. Jika ingin takjil, aku memasak sendiri atau membeli secukupnya. Ramadan mengajarkanku bahwa sederhana itu cukup, dan cukup itu membahagiakan.

Menjaga Kesehatan Tubuh dan Pikiran

Selain soal makanan, aku juga mulai lebih memperhatikan bagaimana menjaga tubuh tetap segar selama berpuasa. Salah satunya adalah dengan memperbaiki pola tidur. Dulu, aku sering tidur larut malam, lalu bangun dalam kondisi lelah saat sahur. Sekarang, aku mencoba tidur lebih awal dan mengganti jam tidur siang dengan power nap singkat. Hasilnya? Aku merasa lebih segar dan tidak gampang stres.

Ramadan juga memberiku kesempatan untuk lebih mendengarkan tubuhku sendiri. Aku tidak memaksakan diri untuk terus beraktivitas tanpa istirahat. Jika merasa lelah, aku meluangkan waktu untuk duduk sejenak, menarik napas dalam-dalam, dan menikmati momen ketenangan. Aku belajar bahwa ibadah pun lebih khusyuk jika tubuh dalam kondisi sehat dan pikiran lebih tenang.

Di luar kebiasaan baru yang aku terapkan, Ramadan juga memberiku ruang untuk lebih dekat dengan Tuhan. Momen berdoa setelah salat terasa lebih dalam, bukan sekadar rutinitas, tapi benar-benar percakapan dari hati. Ada ketenangan yang sulit dijelaskan, seolah-olah aku menyerahkan semua kegelisahan dan mendapat kedamaian sebagai gantinya.

Ramadan, Momen untuk Menemukan Keseimbangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 2
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 13 
16 Mar 2025
Agar Bukber Lebih Bermakna
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 14
17 Mar 2025
Berbagi Berkah Ramadan
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 15
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun