Pantun: Ramadan, Bulan Mustajab Tiada Duanya
Pikiran mulai terusik waktu berbuka
Sedemikian banyak masa terhampar
Mengapa Ramadan begitu istimewa?
Usai salat bergegas tinggalkan rumah
Tak lagi bersabar menunggu hujan reda
Sebelas bulan sekadarnya beribadah
Sontak berubah saat Ramadan tiba
Pakaian basah tak lagi dirasa
Penganan warna-warni mengundang selera
Sungguh berbeda ibadah puasa
Pahala dikirim langsung pemilik semesta
Akhirnya, perburuan takjil pun kelar
Dua tangan mencengkeram empat bungkusan
Ramadan menjelma bulan panen akbar
Satu amal dibalas tujuh ratus ganjaran
Kaki melangkah hendak bergegas
Tak ingin keduluan suara azan musala sebelah
Bulan ini bergemuruh solidaritas
Berlomba sedekah jadi pemandangan lumrah
Anak-anak berhambur menyambut jajanan
Rupanya azan Magrib keburu menyapa
Begitu melimpah taburan hikmah Ramadan
Bulan manakah yang mampu menyamainya?