Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Minum Susu Selama Bulan Puasa, Penting Banget Gak Sih?

11 Mei 2019   11:28 Diperbarui: 11 Mei 2019   12:58 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

"Kak, kalau puasa minum susu boleh nggak?"

"Nggak, nanti batal. Minumnya kalau udah buka, ya"

Eits. Kok malah ngelucu, sih

Jangan kira itu cuma rekayasa, benar pertanyaan tersebut sempat singgah pada percakapan saya di whatsapp beberapa waktu lalu. Sempat ingin langsung saya bahas lebih panjang melalui artikel, tetapi malah bahas yang lain. 

Pun ketika baru selesai dua kalimat pembuka ini, tiba-tiba pertanyaan yang sama dari orang yang berbeda muncul kembali. Sepertinya memang harus segera dibahas, nih.

Minum susu agar sempurna?

Mari mengenang masa lalu. Ingat kampanye "4 Sehat 5 Sempurna" yang mengatakan 4 sumber gizi berupa makanan pokok, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan lalu disempurnakan dengan susu?

Rata-rata orang masih mengingatnya sampai sekarang dan justru tidak tahu bahwa kampanye tersebut sudah direvisi menjadi "Pedoman Gizi Seimbang". Kampanye ''4 Sehat 5 Sempurna"yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 1955 itu tujuannya sebenarnya baik yaitu untuk mempermudah masyarakat memahami pola makan yang benar.

Lalu kenapa kalau baik direvisi? Tujuannya memang sudah baik, hanya saja ada yang jadi menimbulkan salah kaprah. Salah satu poin penting yang menimbulkan hal tersebut adalah soal susu yang dianggap menyempurnakan. Kampanye tersebut seolah menjadikan susu sebagai minuman yang sempurna dan tak bisa diganti. 

Bagaimana jika ada seseorang yang tidak mengkonsumsi susu? Kasihan jadi tidak pernah mencapai sempurna, padahal bisa jadi bukan karena tidak mampu membeli, tetapi kondisi tubuh yang memang tidak bisa dipaksakan seperti adanya intoleransi laktosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun