Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.
Menyambut Maghrib di Taman Mesjid Agung Subulussalam: Sebuah Pengalaman Ngabuburit yang Istimewa
Bagi yang ingin menenangkan diri, duduk di bawah pohon rindang sambil membaca Al-Quran menjadi pilihan yang tepat.
Pengunjung juga dapat memanfaatkan taman bermain untuk bermain bersama anak-anak, menciptakan momen kebersamaan yang tak terlupakan.
Bagi yang ingin berburu kuliner, taman ini juga menjadi surga jajanan. Berbagai makanan khas Aceh tersedia di sini, seperti kuah pliek, mie Aceh, dan sate matang.
Tak hanya itu, berbagai jajanan tradisional seperti gorengan, kolak, dan es cendol juga siap memanjakan lidah para pengunjung.
Lebih dari Sekadar Menunggu Maghrib
Ngabuburit di Taman Mesjid Agung Subulussalam bukan sekadar menunggu waktu berbuka puasa.
Lebih dari itu, momen ini menjadi ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan antar masyarakat. Anak-anak bermain bersama, para remaja bercengkerama, dan orang tua bertukar cerita tentang pengalaman Ramadan mereka.
Di taman ini, perbedaan usia dan latar belakang seakan sirna. Semuanya terikat dalam kebersamaan dan kehangatan suasana Ramadan.
Tawa riang anak-anak, obrolan santai para remaja, dan lantunan ayat suci Al-Quran yang terdengar dari masjid berpadu menjadi sebuah simfoni Ramadan yang indah.
Menyambut Maghrib dengan Hati yang Penuh
Ketika azan Maghrib berkumandang, suasana di taman berubah menjadi lebih syahdu. Para pengunjung berbondong-bondong menuju masjid untuk menunaikan salat Maghrib berjamaah.
Rasa syukur dan kebahagiaan menyelimuti hati, karena telah diizinkan untuk kembali bertemu dengan bulan Ramadan yang penuh berkah.
Ngabuburit di Taman Mesjid Agung Subulussalam menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan.