Ludiro Madu
Ludiro Madu Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Merasakan Mudik dalam Keramaian Kota Yogyakarta

1 Mei 2022   00:32 Diperbarui: 1 Mei 2022   08:48 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merasakan Mudik dalam Keramaian Kota Yogyakarta
sumber: lafayettehotel-yogyakarta.com

Memang pemerintah kota (pemkot) Yogyakarta telah menata kota, khususnya jalur lalu lintas. Beberapa jalan protokol diubah dari dua menjadi satu arah saja. Arus lalu lintas juga diatur agar pemakai jalan tidak bisa seenaknya belok kanan, kiri, atau memutar.

Daerah Malioboro tentu saja adalah 'juara' untuk kepadatan lalu lintas. Kawasan wisata ini termasuk harus dikunjungi di Jogja ini. Rasanya belum ke Jokja, jika belum menjamah Malioboro. Ada juga yang ingin bernostalgia merasakan bau khas pasar Beringharjo di dekat kawasan Benteng Fredeburg.

Paling tidak, pengunjung akan 'mencicipi' Malioboro dengan berfoto di plang nama jalan Malioboro di ujung jalan itu. Setelah merasa capai mengantri, pemudik bisa menghilangkan rasa haus (jika tidak berpuasa) dengan bersantai di kafe kopi stasiun kereta Tugu.

Dua Jenis Pemudik

Bagi orang Jokja, keramaian liburan menjadi sebuah keniscayaan. Pemahaman masyarakat terhadap posisi kotanya sebagai daerah wisata disikapi sebagai sesuatu yang biasa. Begitu juga dengan keramaian liburan Lebaran karena pemudik. 

Setidaknya ada dua kelompok pemudik. Pertama pemudik yang tinggal di Jokja dan daerah-daerah di sekitarnya. Sebagian besar dari merek pulang ke rumah asal. 

Meskipun demikian, ada beberapa dari mereka ini yang memilih tinggal di hotel agar dekat dengan daerah-daerah wisata.

Kelompok kedua adalah pemudik transit. Mereka ini hanya berkeliling di berbagai kawasan wisata di Yogyakarta dalam satu hari. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke kota tujuan mudik. 

Pemudik transit ini juga ada yang menginap di beberapa hotel di kawasan kota dan pinggiran Yogyakarta.

Letak geografis Yogyakarta di tengah Pulau Jawa telah menjadikannya tempat wisata sembari meneruskan perjalanan mudik ke kota-kota lainnya.

Sementara itu, beberapa pemudik lain menginap di rumah-rumah keluarga atau karibya di kota ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun