Wajib Tahu! Dua Faktor Terjadinya Fenomena Kalap Belanja
Fenomena kalap belanja atau impulsif belanja adalah perilaku belanja yang melampaui target. Juga dikenal dengan perilaku belanja konsumen bukan sekadar berdasar pada kebutuhan (need) melainkan keinginan (want).
Di lapangan ditemukan orang yang berbelanja sesuka hati, baik itu karena kondisi keuangannya mencukupi atau tidak sekalipun dengan metode pembelian kredit. Terdapat juga seseorang ketika hendak ke pusat perbelanjaan umumnya memiliki perencanaan mengenai daftar produk atau barang yang akan dibeli.
Akan tetapi, ketika sudah sampai di pusat perbelanjaan ternyata ada produk atau barang yang dibeli dan itu tidak direncanakan sebelumnya. Lantas, mengapa terjadi hal ini? Ada perubahan atau ketidaksesuaian rencana dengan output dari gambaran prilaku konsumen tersebut.
Untuk menganalisis fenomena ini, penulis melihat dua faktor; internal dan eksternal.
Faktor Internal
Setiap orang pada umumnya pasti pernah melakukan transaksi jual beli di pusat perbelanjaan; mini market, super market, pasar tradisional, pasar modern, dan sebagainya.
Faktor internal perilaku konsumen yang diuraikan di atas bisa diidentifikasikan berdasarkan gaya hidup. Dalam konteks fenomena kalap belanja makanan, ada kecenderungan sebagian orang yang memiliki gaya hidup konsumtif. Ia akan membeli makanan didominasi oleh motivasi keinginan. Perilaku konsumtif dalam membeli makanan memungkinkan seseorang akan mengalami beberapa masalah kesehatan.
Faktor Eksternal
Faktor kedua ini menyoroti strategi marketing; usaha penjual membuat barang-barang yang dijual laku. Dalam hal toko makanan, ada beberapa strategi yang ditemui di lapangan. Dikutip dari Misskyra, Sabtu 2 Mei 2020, berikut strategi marketing yang dimaksud.
- Pertama yang harus dilakukan untuk memikat calon pembeli adalah mengatur tata letak barang yang menarik sekaligus strategis. Di pusat perbelanjaan besar seperti supermarket, seni ini digunakan dengan memilih tata letak yang pas, pilihan musik dan memposisikan barang-barang secara strategis.
- Kedua yang harus menjadi perhatian adalah produk diletakkan di depan toko. Salah satu cara supermarket mendesak seorang pembelanja yaitu dengan meletakkan barang di depan toko atau kasir.
- Ketiga dan sudah dibanyak dilakukan pedagang adalah produk tambahan berdasarkan promosi. Biasanya, sering kita lihat seperti promosi buy 1 get 1 free di supermarket. Hal itu dapat mempengaruhi terhadap gaya hidup kita.
- Keempat, menjual produk yang beraroma. Acapkali supermarket “menggoda” pembeli dengan aroma masakan lainnya seperti roti dan lain-lain. Itu juga termasuk dalam trik supermarket agar menarik perhatian pembeli.
- Kelima, menggandakan produk. Supermarket biasanya akan menggandakan ukuran produk seperti produk yang sedang promosi, sehingga konsumen akan membeli produk lebih banyak.
Itulah dua faktor terjadinya fenomena kalap belanja pada umumnya. Sebagai konsumen perlu hati-hati dengan cara kontrol diri dan memfilter mana barang yang memang berdasarkan kebutuhan bukan keinginan. Hal ini penting, selain untuk menghemat keuangan pribadi juga untuk menghindari gaya hidup konsumtif yang merugikan diri sendiri. Akhirnya saya menyarankan kepada kita semua untuk berprilaku bijak dalam berbelanja.