Akal Butuh Asupan Ngaji
Aktivitas ibadahpun memiliki tujaun agar terlihat dan tercatat oleh para Malaikat yang kemudian saat dilaporkan kepada Allah Swt. Catatan kehidupannya berisi hal-hal yang baik.
Sistem pengajian yang diampuh oleh KH. Subhan Ma'mun tidak mengenal usia dan jenjang pendidikan. Sehingga terlihat peserta ngaji ada yang masih mudah dan sudah tidak mudah lagi, ada yang membawa kitab saat ikut mengaji, adapula yang hanya mendengarkan saja istilah keren "Jiping" (ngaji kuping)
Sedangkan tema-tema yang disampaikan sesuai dengan apa yang ada didalam kitab yang dikaji yaitu saat Ramadhan 1444 H, kitab Ihya Ulumuddin, Seperti tema pada ngaji kali ini, senin (3/4/2023) tentang ilmu yang terbagi dalam fardu 'ain dan kifayah.
Imam al-Ghazali membagi ilmu ke dalam dua jenis yakni ilmu yang fardhu'ain dan ilmu yang fardhu kifayah. Ilmu fardhu 'ain adalah ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap manusia, sedangkan ilmu yang fardhu kifayah adalah ilmu yang apabila sudah ada seseoran atau sekelompok orang yang mempelajarinya maka kewajiban ini gugur pada masyarakat lainnya dalam suatu daerah tersebut.
Fardlu 'ain adalah ilmu yang menjadikan ibadah menjadi sah, ilmu yang mengesahkan aqidah, dan ilmu yang menjadikan hati bersih.
Fardhu ain juga meliputi belajar ilmu kalam, akidah, fikih, agama dan hal-hal yang berhubungan dengan akhirat.
Sedangkan fardhu kifayah apabilah salah satu sudah mengerjakan maka gugur kewajibannya bagi yang lain. Seperti belajar ilmu komunikasi dan bangunan.
KH. Subhan Ma'mun menyampaikan kepada jamaah, bahwa belajar tidak mengenal usia dan tempat kalaupun harus di negara orang lain. Ilmu jauh harus dikejar, walaupun sampai di negeri Cina, dengan melihat mereka lebih maju dalam sisi beradaban.
Persoalan belajarpun tidak boleh malu, bagi seorang laki-laki kepada perempuan atau suami pada istri, yang kebetulan istrinya dari sisi agama lebih pandai.
Kesempatan yang luas Allah Swt berikan kepada manusia untuk belajar atau ngaji jangan sia-siakan. Selagi masih banyak ulama mengajarkan Agama Islam, membuka tempat pengajian. Karena Allah akan mengakat ilmu dengan meninggalnya para ulama.
Berbahagialah seseorang yang masih mendapatkan bimbingan ulama dan dekat dengannya, apalagi yang membuka tempat pengajian untuk mengaji bersamanya. Selagi ada kesempatan ngaji maka ngajilah, jangan sampai menyesal kemudian.