Luna Septalisa
Luna Septalisa Administrasi

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

3 Alasan Mengapa Saya Tetap Berlebaran dengan Bahagia Meski Tanpa Baju Baru

7 Mei 2021   16:59 Diperbarui: 8 Mei 2021   05:33 1710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 Alasan Mengapa Saya Tetap Berlebaran dengan Bahagia Meski Tanpa Baju Baru
Ilustrasi belanja baju| Sumber: Shutterstock.com/A By AboutLife via Kompas.com

Makanya dulu kalau belanja baju Lebaran, saya lebih suka datang saat masih awal-awal Ramadan atau beberapa hari sebelum masuk tanggal 1 Ramadan. Kenapa?

Alasannya di waktu-waktu itu mal tidak seramai seperti saat dekat-dekat Lebaran. Hari-hari dekat Lebaran itu berarti termasuk 10 hari terakhir Ramadan. Nah, daripada 10 hari terakhir Ramadan saya kacau gara-gara mikir diskonan, mending saya memfokuskan diri pada ibadah di hari-hari krusial ini.

Kondisi pandemi yang menuntut kita untuk menghindari kerumunan justru menjadi alasan kuat bagi saya untuk tidak keluyuran di maal demi baju baru.

Eh, tapi kan bisa disiasati dengan belanja online? 

Iya juga sih. Tapi untuk barang-barang tertentu, seperti baju, saya lebih suka beli langsung di tokonya. Karena saya bisa sekalian memperhatikan detail bajunya secara langsung, terutama bahannya. Apakah bahannya nyaman atau tidak. Saya butuh menyentuh barangnya terlebih dulu untuk mengetahuinya. 

Saya tidak tahu bagaimana awal mulanya baju baru menjadi sebuah keharusan di setiap Lebaran. Karena setahu saya yang diajarkan dalam agama adalah "kenakan pakaian terbaikmu" bukan pakaian terbarumu. Dan pakaian terbaik itu tidak mesti baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun