Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunaseptalisa5@gmail.com
Mengasah Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual di Bulan Ramadan
Karena Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Quran, membaca saja tidak cukup. Belajar membacanya dengan tajwid yang benar juga penting, tapi lagi-lagi jangan berhenti sampai di sini. Yang tidak kalah penting lagi adalah mendalami maknanya, lalu berusaha mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang terpenting sekaligus yang tersulit untuk dikerjakan.
Mendalami kandungan makna dalam Al-Quran itu seperti mengupas kulit bawang. Berlapis-lapis dan setiap lapisan yang kita kupas selalu saja ada pemaknaan atau hal baru yang akan kita temukan.
Ramadan juga menjadi bulan yang baik untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita, baik ilmu agama maupun non agama.
Berhubung pandemi Covid-19 sudah reda, kegiatan-kegiatan kajian keislaman di masjid-masjid sudah mulai diadakan kembali.
Kita juga bisa memanfaatkan teknologi untuk mengakses konten-konten dakwah di YouTube, siniar (podcast) maupun platform lainnya. Setidaknya dengan begini, gawai tidak hanya dipakai untuk scroll timeline medsos atau melihat konten-konten yang negatif dan kurang bermanfaat.
Bagi yang suka membaca, waktu luang di bulan Ramadan dapat diisi dengan aktivitas membaca buku atau bahan bacaan apapun yang disenangi.
Selain mendapat pengetahuan, membaca juga dapat membantu kita dalam menemukan ide atau inspirasi untuk menulis.
Ketika sesuatu yang saya baca benar-benar menarik perhatian, memancing keresahan atau men-trigger ingatan saya akan suatu hal, saya biasanya akan merenungkannya atau melakukan brainstorming dan mencoret-coret secara kasar apapun yang terlintas di pikiran. Jika ada kesempatan, coretan-coretan itu akan saya olah menjadi tulisan.
Saya tidak membatasi diri hanya membaca tulisan tentang topik atau jenis tulisan tertentu. Meski tulisan saya kebanyakan adalah non fiksi, kegemaran saya dalam membaca karya fiksi telah membantu memperluas perbendaharaan kata, memperkaya emosi dan memberi sudut pandang lain tentang suatu isu atau masalah tanpa menggurui.
Anjuran untuk senantiasa mengendalikan diri, terlebih saat menjalankan ibadah puasa, sejatinya menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan latihan untuk mengasah kecerdasan emosional kita. Ada banyak cara untuk melakukannya, misal berbagi kepada sesama, menjalin silaturahim atau berpartisipasi dalam kepanitiaan Ramadan.
Yang terakhir ini, saya lakukan di masjid komplek sejak remaja hingga anak-anak seangkatan saya pada lulus kuliah dan memulai kehidupan baru di kota lain. Sekarang tentu saja sudah regenerasi dan dijalankan oleh angkatan adik-adik saya.
Content Competition Selengkapnya
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!