Luna Septalisa
Luna Septalisa Administrasi

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengasah Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual di Bulan Ramadan

3 April 2023   18:53 Diperbarui: 3 April 2023   18:54 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengasah Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual di Bulan Ramadan
meningkatkan skill dengan membaca-sumber: pexels

Bulan Ramadan sejatinya melatih kita untuk menjadi hamba yang produktif dan disiplin. Dari aturan dasar saja, yaitu tidak boleh makan dan minum sampai waktu tertentu sebenarnya melatih kita untuk disiplin dalam menjaga pola makan. Tak heran jika banyak pakar menyebut bahwa puasa bermanfaat bagi kesehatan.

Lebih jauh lagi, Ramadan juga merupakan bulan pendidikan agar kita lebih disiplin dalam mengelola dan memanfaatkan waktu. Ketika Ramadan, beberapa kegiatan yang sekiranya menguras terlalu banyak tenaga biasanya akan dikurangi.

Aktivitas-aktivitas yang bisa membatalkan maupun mengurangi pahala puasa sudah seharusnya dihindari. Dengan demikian, kita sebenarnya punya lebih banyak waktu luang di bulan Ramadan.

Meski segala aktivitas yang baik dapat bernilai ibadah, kalau seharian hanya kita habiskan untuk tidur, puasa kita bakal sia-sia bukan?

Daripada waktu kita terbuang percuma, Ramadan akan lebih bermakna jika kita bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan skill dan kualitas intelektual, emosional maupun spiritual.

Adakah Kompasianer yang sedang mempelajari hal baru atau sekadar menjalani hobi baru? 

Jika iya, manfaatkan saja waktu-waktu luang di bulan Ramadan ini untuk mengusir kebosanan saat sedang menunggu azan maghrib berkumandan. 

Di bulan Ramadan, umat Islam tidak hanya berpuasa, tapi juga dianjurkan untuk banyak melakukan amal saleh lainnya seperti salat tarawih, membaca Al-Quran, bersedekah, memperbanyak zikir dan doa dan sebagainya. Dari sini saja sudah jelas bahwa waktu-waktu di bulan Ramadan adalah saat yang tepat untuk mengasah dan meningkatkan spiritualitas.

Saya memanfaatkannya dengan menerapkan "one day one juz" (satu hari satu juz). Karena aktivitas yang saya lakukan di pagi hingga sore, malam hari rasanya sudah lelah dan mengantuk sehingga saya tidak kuat kalau harus membaca satu juz Al-Quran langsung. Oleh karena itu, saya sengaja memecahnya menjadi beberapa halaman untuk dibaca di waktu-waktu lainnya (biasanya setelah salat 5 waktu).

Misalnya, juz 1 totalnya ada 30 halaman. Supaya lebih ringan, setiap selesai salat saya akan membaca minimal 6 halaman agar bisa menamatkan juz 1 dalam sehari. 

Karena Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Quran, membaca saja tidak cukup. Belajar membacanya dengan tajwid yang benar juga penting, tapi lagi-lagi jangan berhenti sampai di sini. Yang tidak kalah penting lagi adalah mendalami maknanya, lalu berusaha mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang terpenting sekaligus yang tersulit untuk dikerjakan.

Mendalami kandungan makna dalam Al-Quran itu seperti mengupas kulit bawang. Berlapis-lapis dan setiap lapisan yang kita kupas selalu saja ada pemaknaan atau hal baru yang akan kita temukan.

Ramadan juga menjadi bulan yang baik untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita, baik ilmu agama maupun non agama. 

Berhubung pandemi Covid-19 sudah reda, kegiatan-kegiatan kajian keislaman di masjid-masjid sudah mulai diadakan kembali. 

Kita juga bisa memanfaatkan teknologi untuk mengakses konten-konten dakwah di YouTube, siniar (podcast) maupun platform lainnya. Setidaknya dengan begini, gawai tidak hanya dipakai untuk scroll timeline medsos atau melihat konten-konten yang negatif dan kurang bermanfaat.

Bagi yang suka membaca, waktu luang di bulan Ramadan dapat diisi dengan aktivitas membaca buku atau bahan bacaan apapun yang disenangi. 

Selain mendapat pengetahuan, membaca juga dapat membantu kita dalam menemukan ide atau inspirasi untuk menulis. 

Ketika sesuatu yang saya baca benar-benar menarik perhatian, memancing keresahan atau men-trigger ingatan saya akan suatu hal, saya biasanya akan merenungkannya atau melakukan brainstorming dan mencoret-coret secara kasar apapun yang terlintas di pikiran. Jika ada kesempatan, coretan-coretan itu akan saya olah menjadi tulisan. 

Saya tidak membatasi diri hanya membaca tulisan tentang topik atau jenis tulisan tertentu. Meski tulisan saya kebanyakan adalah non fiksi, kegemaran saya dalam membaca karya fiksi telah membantu memperluas perbendaharaan kata, memperkaya emosi dan memberi sudut pandang lain tentang suatu isu atau masalah tanpa menggurui. 

Anjuran untuk senantiasa mengendalikan diri, terlebih saat menjalankan ibadah puasa, sejatinya menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan latihan untuk mengasah kecerdasan emosional kita. Ada banyak cara untuk melakukannya, misal berbagi kepada sesama, menjalin silaturahim atau berpartisipasi dalam kepanitiaan Ramadan.

Yang terakhir ini, saya lakukan di masjid komplek sejak remaja hingga anak-anak seangkatan saya pada lulus kuliah dan memulai kehidupan baru di kota lain. Sekarang tentu saja sudah regenerasi dan dijalankan oleh angkatan adik-adik saya.

Berpartisipasi dalam kegiatan tersebut juga bermanfaat dalam mengasah kemampuan berkolaborasi, komunikasi, kreativitas dan kepemimpinan.  

Meningkatkan skill di bulan Ramadan memang cocok sebagai aktivitas Ngabuburit

Jadi, skill apa yang saat ini sedang Kompasianer pelajari atau tingkatkan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun