Luna Septalisa
Luna Septalisa Administrasi

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

4 Dosa Finansial Selama Ramadhan yang Membuat Pengeluaran Semakin Boros

16 April 2023   06:17 Diperbarui: 16 April 2023   06:22 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
4 Dosa Finansial Selama Ramadhan yang Membuat Pengeluaran Semakin Boros
ilustrasi pengeluaran semakin boros-photo by Karolina Grabowska from pexels 

Berikutnya, disusul oleh pengeluaran untuk sahur on the road (SOTR) sebesar 8,3%. Sisanya, digunakan untuk memberikan hadiah lebaran (3,3%) dan kebutuhan lainnya (3%). () 

Memang benar, ada beberapa faktor penyebab membengkaknya pengeluaran selama Ramadhan yang tidak dapat kita kendalikan seperti harga-harga barang yang naik setiap Ramadhan dan Idul Fitri seperti gula pasir, telur, daging ayam, daging sapi, minyak goreng, tepung terigu, cabai dan sebagainya; kenaikan harga tiket transportasi umum untuk mudik lebaran; kenaikan harga BBM (akan berpengaruh juga pada pengeluaran pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi) dan lain-lain. 

Untuk hal-hal yang di luar kendali seperti di atas, kita tentu tidak bisa berbuat banyak. Nah, bagaimana dengan hal-hal yang sebenarnya dapat kita kendalikan tapi malah jadi kebablasan dan akhirnya bikin boncos pengeluaran? Dosa finansial apa saja yang kerap kita lakukan di bulan Ramadhan? 

1. Tidak memiliki perencanaan keuangan yang jelas

Bagi pekerja, Ramadhan menjadi bulan yang ditunggu karena adanya pembagian THR. Selain itu, mereka juga masih tetap mendapat gaji. Dengan gaji dan THR yang diperoleh inilah mereka dapat menggunakannya untuk berbagai keperluan seperti membayar zakat, mudik, memberi hadiah lebaran atau oleh-oleh untuk orangtua/saudara/keponakan di kampung halaman, membeli baju lebaran dan sebagainya.

Mereka yang cermat, biasanya akan memisahkan antara penggunaan uang gaji dan THR sehingga lebih mudah untuk memantau dan mengevaluasi pengeluaran yang dilakukan. Ditambah dengan memiliki rencana keuangan yang jelas, mereka juga terbantu dalam membuat keputusan seperti apakah perlu mencari pendapatan tambahan selama Ramadhan? jika iya, usaha apa yang akan dilakukan? modal apa saja yang diperlukan? berapa persen alokasi uang THR untuk beli baju dan sepatu baru? dan sebagainya.

Tanpa perencanaan keuangan yang jelas, bisa dipastikan akan ada pengeluaran yang over spending dan under spending. Masih untung kalau yang under spending adalah belanja-belanja yang tidak terlalu penting. Bagaimana kalau pengeluaran yang lebih penting malah terabaikan karena terlalu konsumtif di bulan Ramadhan? Padahal Ramadhan seharusnya bisa jadi momentum yang baik untuk introspeksi gaya hidup dan kebiasaan belanja kita. 

2. Terlalu sering ikut buka bersama 

ilustrasi bukber-photo by fauxels from pexels
ilustrasi bukber-photo by fauxels from pexels
Ramadhan adalah saat yang baik untuk menyambung kembali tali silaturahmi. Salah satu caranya adalah melalui kegiatan buka bersama (bukber). Ada bukber dengan teman-teman SMA, kuliah, kerja, bukber dengan keluarga besar, bukber dengan teman seperghibahan dan masih banyak lagi.

Misal, pengeluaran untuk sekali bukber rata-rata Rp 50.000-Rp 100.000 di rumah makan atau kafe. Sekali dua kali ikut pasti tidak terasa. Coba kalau semua undangan bukber diladeni.

Menerima ajakan bukber tidak dilarang. Namun, kalau mau hemat, cukup prioritaskan saja beberapa agenda bukber, misalnya bukber dengan keluarga besar atau rekan kerja kantor yang sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun