Herlya Inda
Herlya Inda Administrasi

I am the ordinary mom, love Kids, Playing, sometimes writing bout me & Kids activity and homeschooling. visit my blog at https://www.herlyaa.com/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Jiwa yang Kuat dalam Doa Ramadan

27 April 2020   21:14 Diperbarui: 28 April 2020   17:38 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jiwa yang Kuat dalam Doa Ramadan
Ilustrasi doa seorang anak (sumber pixabay)

"Ramadan tiba... Ramadan Tiba... Marhaban ya Ramadan...Marhaban ya Ramadan..., Ramadan Tiba semua bahagia, tua dan muda bersuka cita, bulan ampunan bulan yang berkah, bulan terbebas api neraka..., Dalam bersahur ada pahala, Dalam berbuka alangkah indah, Menahan diri menahan lidah, Menjaga hati menjaga mata...Banyakkan amal hari-harinya, Pahala datang berlipat ganda"

Beberapa penggal lirik lagu Marhaban Tiba yang dinyanyikan oleh Opick biasanya sudah sering terdengar jauh hari sebelum benar-benar memasuki bulan ramadan.  Tidak terkecuali di rumah kami.  Duo bocah, begitu saya sering menyebut kedua anak saya, selalu menyanyikan lagu tersebut.  Bahkan anak pertama sudah menghitung hari-hari masuknya bulan puasa dari satu bulan sebelumnya. 

Benar adanya dari lirik tersebut bahwa Bulan Ramadan selalu dinanti.  Tua dan muda tidak ada batasan usia.  Bulan Ramadan selalu memberikan kebahagiaan dan keberkahan.  Namun apakah saat wabah korona seperti terjadi saat ini dapat memberikan kesan yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya?

Ramadan Mengajarkan Sabar dan Taqwa

Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu semua bertaqwa."

Betapa dalamnya makna bertaqwa tersebut.  Dalam Islam, Taqwa berarti kepercayaan akan adanya Allah SWT, membenarkannya dan takut akan Allah SWT.  Berpuasa di bulan Ramadan mengajarkan kesabaran dalam menahan lapar, haus dan hawa nafsu. 

"Umi..., Bulan puasa nanti kita sholat tarawih jalan sama-sama ke Masjid.  Nanti ketemu dengan teman-teman.  Terus kita sekali-sekali beli makanan di tempat jualan makanan, Oia pas puasa, nanti Abang tidur di Masjid sama Babah seperti waktu itu.  Inget gak Umi? Bulan puasa menyenangkan, seru! Abang sudah gak sabar lagi" Begitulah kalimat yang diucapkan tepat beberapa hari mendekati masuknya bulan Ramadan. 

Dan ketika saya hanya mengatakan, "Gak bisa Abang..., korona belum hilang.  Meskipun itu semua biasa kita kerjakan saat puasa sebelumnya.  Saat ini sepertinya belum bisa.  Tapi... ibadah bulan puasa tetap kita lakukan meskipun di rumah saja"

"Yaahhh.... Kalau begitu sholat eid gimana? Jangan-jangan lebaran nanti gak bisa keliling-keliling.  Padahal Bunda dan Babe pas lagi ada di sini.  Korona kapan ya hilangnya?  Semua rencana kita berubah..."  Ungkapan jujur keresahan seorang anak kepada Ibunya, yang berharap ketika bulan puasa tiba, berakhir pula masanya menghabiskan waktu dirumah saja, tanpa kegiatan bertemu teman-teman, melakukan aktivitas kesukaannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun