Herlya Inda
Herlya Inda Administrasi

I am the ordinary mom, love Kids, Playing, sometimes writing bout me & Kids activity and homeschooling. visit my blog at https://www.herlyaa.com/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kreatif Menyesuaikan Harga Pasar dengan Kantong yang Tidak Pernah Sama di Antara Kita

29 April 2020   20:31 Diperbarui: 29 April 2020   20:33 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreatif Menyesuaikan Harga Pasar dengan Kantong yang Tidak Pernah Sama di Antara Kita
kretif menyesuaikan harga pasar dengan kantongBahan Makanan Menu Harian (sumber : Pixabay)

"Sayuuurr... sayuuuurrr...." Suaranya yang nyaring selalu terdengar khas ditelinga kami. Ya, begitulah Bude Sri, penjual sayur keliling di Komplek. Baru dua mingguan ini, bude kembali terlihat dengan ciri khasnya menggunakan topi camping dengan dua keranjang besar penuh berisi bahan pangan yang disematkan di bagian kursi penumpang motor kopling. 

Setelah hampir dua bulan menghilang dan tidak muncul di sekitar rumah kami. Kamipun tidak tahu mengapa, namun semenjak keberadaannya tidak diketahui, saya dan kebanyakan tetangga tentu saja akhirnya berbelanja kebutuhan dapur langsung ke pasar dekat rumah.

Sebenarnya, jarak komplek saya dan pasar sangatlah dekat, namun pilihan kebanyakan penghuni komplek belanja melalui bude sayur lebih karena ingin membeli sayur lebih fresh setiap hari. 

Selain itu pada saat belanjalah, para ibu-ibu bertetangga bisa berbagi cerita sambil menemani anak-anak yang lebih kecil bermain bersama sesaat sebelum kembali masuk ke rumah berjibaku dengan urusan domestik rumah tangga.

Jika menilik harga yang ditawarkan bude, rasanya cukup masuk akal dengan pertimbangan waktu berangkat kepasar jika hanya membeli satu atau paling banyak empat item barang termasuk bonus sudah dibersihkan hingga sayur yang telah disiangi

Bahkan harga yang diberikan menurut salah satu tetangga yang memang setia belanja ke pasar, terkadang sama dan sedikit kurang. Bisa jadi bude memang membeli bahan pangan langsung melalui agennya, sehingga menjadi lebih murah.

Tapi itu sebelum pendemik Corona hadir di tengah-tengah kita. Sangatlah mudah untuk mengetahui bagaimana perkembangan harga setiap harinya. Namun di saat sekarang, saya dan mungkin kebanyakan orang yang bisa berbelanja sekaligus dalam beberapa hari bahkan seminggu sekali akan lebih memilih untuk menghindar dari kumpul-kumpul hingga mengurangi waktu keluar rumah dengan cara belanja gerak cepat, membawa catatan, selesai dan langsung pulang untuk bebersih. 

Termasuk keterbatasan dana dapur rumah tangga yang berimbas dari pendemik, membuat kebanyakan orang lebih memilih langsung ke pasar untuk mencari alternatif harga yang lebih murah dari jenis barang yang sama.  

Contoh saja seperti saya saat ini ingin memenuhi kebutuhan protein hewani di rumah, misalnya ikan. Sebelumnya,  saya akan membeli jenis ikan yang memang diinginkan berapapun harganya, namun saat ini sedikit bergeser menjadi membeli ikan apapun yang memenuhi budget tertentu, baru nanti diantara harga yang sama akan dipilih mana ikan yang lebih disukai. 

Bisa jadi beberapa orang kondisinya bukan hanya tentang protein hewani, namun dengan budget berapa perharinya, apapun yang didapat asalkan pada akhirnya jumlahnya dapat mencukupi kebutuhan perut setiap anggota keluarga.

Namun, jika itu memang ada pilihannya. Bagaimana dengan bahan pangan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar kembali? Sebut saja beras, gula, garam, bawang, beras, minyak, cabe dan telur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun