I am the ordinary mom, love Kids, Playing, sometimes writing bout me & Kids activity and homeschooling. visit my blog at https://www.herlyaa.com/
Mendapatkan Kesenangan Saat Berbelanja Tetap Bisa Tanpa Perlu Kalap
Mendapat poin dan hadiah kemenangan
Permainan yang paling ditunggu adalah ketika menghitung hasil. Tidak selalu, tapi beberapa kali saya memberikan previlege yang untuk beberapa orang bernilai kecil atau justru lebih besar, adalah relatif. Biasanya saya memberi 10 ribu rupiah untuk mereka, terserah mau dibelanjakan apa, tetap dengan catatan jika berupa makanan, bukanlah jenis yang mereka tidak boleh konsumsi. Jika sedang tidak ingin apa-apa, kadang mereka menyimpannya di celengan masing-masing di rumah atau nyeleng di masjid keesokan harinya, bahkan pernah menawarkan uang tersebut untuk membayar parkir.
Kalap di saat pendemik
Saat awal-awal pendemik, saya akui cukup terpengaruh dengan keadaan. Ada perasaan kecemasan jika akses belanja dibatasi, bagaimana jika stok barang di rumah justru limit? Belum lagi melihat pemberitaan bagaimana gejolak masyarakat berbelanja dengan tujuan stok kebutuhan akibat ketakutan kelangkaan barang. Awalnya saya berpikir mencoba melakukan hal yang sama, namun disisi lain saya kembali melihat untung rugi dari tindakan tersebut. Meskipun yang dibeli bisa saja berupa barang yang tahan lama disimpan, namun seberapa banyak yang akan dibeli? Bagaimana cara menyimpannya? Termasuk pertimbangan mengeluarkan dana cadangan diluar dana belanja normal.
Yaah...akal sehat bisa saja mengalahkan perasaan, namun kalap atau lupa diri bisa kita atur jika kita mencoba berpikir lebih tenang. Kalap mungkin tidak berlaku buat yang punya dana lebih, namun semakin manfaat jika dialihkan untuk yang lebih membutuhkan. Apalagi kalap hanya sebuah alasan untuk sebuah kesenangan, karena kesenangan dalam berbelanja bukan berarti membuat kita harus kalap, bagaimana menurut kamu?