Kreatif dengan Bahan Baku Pangan; Anggaran Aman dan Nyaman Selama Puasa Ramadhan
Ramadhan memang moment yang ingin kita spesial kan. Selain beribadah lahir dan batin tentunya kita ingin menyajikan menu yang menggugah selera dan semacam reward untuk semangat anggota keluarga yang menjalankan ibadah Puasa.
Tak salah memang, hanya saja yang perlu kita pahami spesial bukan berarti mewah. Apalagi sebagai ibu rumah tangga, pemantauan harga sembako di pasar tradisional atau supermarket memang menjadi tanggung jawab ibu yang harus mengatur anggaran pengeluaran Dapur.
Sebenarnya bahan pangan atau sembako pokok yang sebaiknya kita beli adalah beras, minyak goreng, gula, teh, kopi, susu kental manis, telur, dan boleh juga tepung sagu mutiara yang serba guna.
Syrup ukuran medium dengan botol dari plastik seperti minuman kemasan air putih pun telah tersedia di toko sembako terdekat. Manfaatkan juga sayuran disekitar rumah kita semaksimal mungkin apabila kita menanamnya.
Bagaimana kalau semua bahan harus berbelanja? Nah kita harus paham bahan sayuran yang segar dan tetap awet apabila disimpan dengan benar dikulkas.
Memasak di bulan Puasa adalah untuk berbuka dan sahur. Untuk berbuka, sayuran bening segar sehat untuk badan. Masak yang bersantan sesekali saja, karena siklus siang hari kita tetap ingin produktif dan badan tidak terasa begah alias ogah ogahan bukan?
Porsi memasak secukupnya saja, agar habis dimakan. Karena untuk sahur, oseng tumis yang praktis dan hangat lebih menggugah selera. Tepung sagu mutiara adalah bahan yang bisa dibuat aneka takjil.
Dijadikan bubur dengan bahan lain seperti ketan oke saja. Es dawet ala ndeso dengan gurih santan plus juruh gula merah terasa nikmat. Dan dicampur parutan kelapa plus gula pasir kemudian dikukus terasa kenyal gurih seperti nogosari atau kue lapis.
Serba guna bahan baku masakan yang lain adalah tape singkong. Bisa dijadikan kolak, sedang tape yang hangat, dan dihaluskan dengan bahan lain menjadi tape goreng.
Kesimpulannya adalah, yang terasa spesial tersaji dalam hidangan hangat, menyajikan menu yang sesekali berbeda dengan menu harian, dan lengkap karena kudapan dan minuman hangat maupun segar dingin juga tersaji. Oh iya, saya yakin krupuk, peyek dengan varian toping adalah juga termasuk bagian lauk, terkadang cemilan yang tersimpan di toples khusus di atas meja makan. Siapa yang tak suka dengan keremahan, gurih remah remah dan kriuk suaranya. Bisa jadi teman apa saja pokoknya.
Apabila ada sisa nasi bolehlah dibuat menjadi krupuk beras. Pada suatu waktu terkadang kita mendapatkan hantaran rezeki tak terduga misalnya kiriman paket berbuka puasa traktiran dan sebagainya. Sayang sekali nasi sisa apabila tidak kita manfaatkan. Dicampur dengan bumbu bawang putih,, ketumbar, penyedap rasa dan bumbu bleng cair khusus yang dijual di lapak khusus bumbu, nasi kita uleni dengan bumbu yang telah dihaluskan semua. Kita tanak sebentar. Biarkan dingin, dan kemudian padatkan dengan ulekan cobek yang dibungkus plastik. Setelah halus dan padat, adonan kita pipihkan dengan alat pemipih dari kayu atau botol yang dibungkus plastik. Jemur sampai kering. Sewaktu waktu terkumpul banyak, bisa kita goreng dan simpan dalam wadah. Peyek juga bolehlah kita buat sendiri dalam jumlah banyak. Toping kacang tanah, kacang hijau, kacang kedele, kacang merah kecil pasti sudah akrab bagi kita. Bahkan varian peyek lombok pun sekarang jadi trending dan mendapatkan tempat tersendiri bagi penggemar kriuk renyahnya. Bahan dan resep bisa kita pelajari dengan mudah di semua situs masakan. Membuat dan menyimpannya dalam jumlah yang agak banyak juga lebih hemat. Pastinya praktis dan fleksibel krupuk dan peyek ini baik untuk berbuka ataupun sahur. Karena sedang berpuasa, makan krupuk dan peyek pun tidak terlalu banyak karena efek takut gampang haus. Hehehe.. Sugesti banget ini ceritanya. Jadi, jangan takut boros karena cemilan renyah ini akan tersaji awet didalam toples.