Ananda Belajar Ikhlas Lewat Disiplin Bersedekah
Berbuat banyak kebajikan adalah hal yang tak ternilai harganya selama Ramadhan. Mendidik putra putri dengan tuntunan pahala yang lebih saat kita berbuat baik selama Shaum alias Puasa, adalah hal yang disarankan untuk mendidik kedisiolinan bahwa sebagai hambaNya kita wajib berbuat baik karena Alloh SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang yang akan memberi balasan tersendiri.
Bukan masalah timbal balik bahwa berbuat baik kepada sesama ada pamrihnys, tetapi berbuat kebaikan adalah kewajiban manusia sebagai bentuk rasa syukur terhadap karuniaNya selama ini. Dengan ditanamkan rasa disiplin, pelan pelan diharapkan tumbuh kesadaran sendiri dan memunculkan rasa ikhlas yang tak terbatas.
Murid santri di TPA TPQ masjid lingkungan saya diharuskan tetap masuk belajar dengan waktu yang lebih singkat daripada hari biasa. Bersedekah dengan cara berkirim doa pada diri sendiri, orang tua dan guru guru adalah kewajiban sebelum belajar.
Sholawat salam pasti pendahulu sebelumnya. Khusus di hari Jumat doanya ditambah dengan doa leluhur atau Buyut. Tujuannya adalah untuk menghormati dan menyayangi diri sendiri, orang tua dan perintis dakwah dalam penyebaran ilmu agama. Seminggu sekali sekali jimpitan 10rb dikumpulkan.
Dari uang yang terkumpul maka akan dialokasikan untuk kegiatan malam Takbiran, alat tulis sederhana untuk operasional selama puasa Ramadhan. Dan apabila ada sisa, bisa digunakan untuk membeli sembako sederhana bagi pengelola dan pengasuh santri TPA TPQ. Tak masalah bila sekedar hanya mendapatkan gula atau mie instan tetapi tali kasih Silaturahmi ini yang akan sepanjang tahun berganti selalu dikenang.
Hadiah bukber seminggu sekali dengan santapan sederhana sungguh istimewa rasanya. Takjil ringan juga bisa dinikmati setiap hari. Adakalanya donatur ada yang berbaik hati memberikan sekedar uang saku pada seluruh anggota yang beraktiifitas dalam rangkaian kegiatan Ramadhan untuk Anak.
Hikmahnya sederhana sebenarnya, bahwa kebiasaan baik terkadang memang harus dilakukan dengan disiplin dan kepatuhan. Lama lama ikhlas dan terbiasa tentu saja menjadi harapan. Soal apa yang Alloh SWT hendak memberi hadiah apa bagi mereka, tanamkan percaya pasti ada hadiah terindah untuk masing masing anak. Semacam bingkisan berujud materi yang mereka terima, syukurilah dengan senang hati. Bagaimana bila ada wujud kebahagiaan yang lain yang hanya bisa diceritakan dengan kata kata? Berilah pelukan, dukungan terbaik untuk anak anak tercinta. Setuju?