Sakit Kepala Saat Puasa, Cukup Rebahan Saja
Cukup lama ketika masih aktif "nyangkul" dulu setiap kali keluar rumah mesti berbekal sedikitnya satu butir obat sakit kepala yang cukup populer sampai saat ini dan bisa dibeli bebas tanpa resep Dokter. Di sini saya sebut saja obat itu sebagai "paracetamol". Setidaknya sebutir paracetamol di kantung sebab sudah biasa dan saya tahu persis menjelang siang kepala akan mulai terasa senut-senut. Itulah saat-saat saya mengkonsumsinya. Sejauh itu saya tidak pernah kosultasi Dokter kiranya apa penyebabnya; sebab saya tahu persis penangkalnya; ya paracetamol itu.
Sakit kepala bukan cuma berakibat tidak nyaman tapi ada hal lain yang membuat seseorang kehilangan konsentrasi. Badan terasa lemah, konsentrasi dan tenaga bisa banyak berkurang ketika harus beraktivitas yang berakibat menurunnya produktivitas. Termasuk aktivitas beribadah juga terhambat. Dan kondisi seperti itu tentu amat merugikan.
Berjalan sekian tahun yang cukup lama saya seperti kecanduan obat tersebut; namun saya sadar betul kebiasaan tersebut bukan hal yang bisa dibenarkan. Cukup lama kebiasan mengantungi paracetamol berjalan, tapi pelahan saya mulai tinggalkan kebiasaan menenggaknya. Saya biarkan bekal spesial tersebut utuh sampai senut-senut kepala mereda dengan sendirinya. Dan akhirnya saya bisa meninggalkan kebiasan buruk tersebut; saya keluar sebagai pemenang.
Saat ini umat Muslim di seluruh dunia sedang berasenang sekaligus juga bersedih. Senang hati lantaran bertemu kembali bulan Ramadhan, bulan suci yang selalu dinanti. Bersedih lantaran kali ini Ramadhan datang berbarengan merebaknya wabah penyakit virus korona. Virus yang membuat hampir semua orang terganggu aktivitasnya. Termasuk aktivitas beribadah.
Catatan kali ini bukan tentang virus korona yang semoga saja lekas raib dari muka bumi. Tapi tentang rasa sakit di kepala saat sedang menjalani ibadah puasa yang pernah saya alami. Dan mungkin ada beberapa dari saudara juga yang pernah mengalami hal yang sama.
Dalam keadaan berpuasa senut-senut alias sakit kepala, ini kerap saya rasakan; satu dua-hari diawal berpuasa itu mungkin hal biasa dari sebab reaksi tubuh lantaran adanya perubahan pola makan dan pola jam tidur yang juga ikut berubah. Namun seiring berjalannya waktu hari ketiga dan seterusnya biasanya sudah tidak ada lagi gejala sakit kepala tersebut; puasa lancar tak ada lagi hambatan.
Dikondisi puasa sudah berjalan normal bahkan tubuh terasa lebih bugar, kemudian andai tetiba timbul gejala sakit kepala. Saya tahu kiranya apa sebabnya, biasanya cuma sekedar kurang mata terpejam alias kurang tidur. Pastinya juga kurang istirahat. Jadi mudah saja mengenyahkannya, cukup rebahkan badan pejamkan mata sekitar setengah sampai satu jam. Insya Alloh badan kembali bugar. Puasa kembali berjalan lancar.
Namun andai tidur/istirahat dirasa sudah cukup; sakit kepala masih juga membandel. Mau tidak mau periksakan diri ke Dokter.
.
Selamat beribadah puasa