Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon
Pasar Tanah Abang Tutup dan Dilema Membeli Hadiah Lebaran
"Belanja online saja, murah dan praktis" kata Bang Hasim memberi solusi.
Belanja online tentu akan terasa asing ditelinga Ibu. Sebagai orang yang sudah sepuh, transaksi belaja ya harus datang ke pasar, bertemu pembeli, melihat barang, tawar menawar, jika cocok langsung deal.
Persoalan yang tidak mudah untuk diputuskan oleh Ibu. Setiap tahun, Pasar Tanah Abang selalu dikejarnya demi membeli hadiah ramadan.
Biasanya di minggu pertama Ramadan, saya selalu menemani Ibu belanja ke Pasar Tanah Abang. Awal ramadan pengunjung pasar ini belum terlalu rame, masih bisa leluasa mencari dan melakukan tawar menawar sambil senda gurau dengan pedagang.
Setelah salat taraweh, kami berangkat dari Cilegon ke Jakarta, kemudian bermalam di rumah Engkong di Cempaka Putih. Pagi baru ke Pasar Tanah Abang.
Sudah menjadi rutinitas bagi Ibu untuk membeli hadiah lebaran untuk para pelanggan warung dan sanak saudara. Biasanya membeli kain benting 5 kodi dan sarung 5 kodi. Tidak lupa membelikan baju untuk anak dan cucunya.
Bagi ibu, hadiah yang diberikan kepada orang haruslah yang terbaik. Kain benting untuk para Ibu harus memiliki kualitas terbaik, karena banyak yang menggunakannya saat salat idul fitri. Begitu juga dengan sarung yang selalu digunakan untuk ibadah.
"Buat apa murah, jika jelek!" kata Ibu. Tau betul kualitas kain yang bagus punya nilai jual yang tidak murahan.
Soal memilih barang belanjaan yang tidak bisa sembarangan, Ibu kuat mengelilingi setiap lantai di gedung pasar demi mengunjungi setiap toko. Barang bagus dengan harga mirip itu yang dicari. Sulit memang. Butuh waktu berjam-jam untuk mendapatkannya.