Mengubah Mindset Iri di Bulan Suci
Bulan ramadan merupakan momen yang tepat untuk menyucikan diri dari penyakit-penyakit hati yang kotor. Hati yang kotor merupakan sumber segala dosa yang dapat merusak amal dan iman kita kepada Allah SWT. Rasulullah pun pernah mengingatkan "Tiga hal yang merupakan sumber segala dosa, hindarilah dan berhati-hatilah terhadap ketiganya. Hati-hati terhadap keangkuhan karena keangkuhan membuat Iblis enggan bersujud kepada Adam, dan hati-hatilah terhadap tamak (rakus) karena ketamakan mengantar Adam memakan buah terlarang, dan berhati-hatilah terhadap iri hati karena kedua anak Adam (Qabil dan Habil) salah seorang di antaranya membunuh saudaranya akibat dorongan iri hati." (HR Ibn Asakir melalui Ibn Mas'ud). Namun dari ketiga penyakit hati tersebut dapat kita ambil dan mengubah arah mindsetnya kepada kebaikan yaitu iri.
Dalam islam iri merupakan salah satu penyakit hati yang membuat penderitanya tidak tenang dalam menjalani hidup karena terus merasa tersaingi oleh kebahagiaan hidup orang lain. Allah jelas melarang kepada hambanya untuk merasa iri kepada saudaranya karena Allah telah menetapkan semuanya sesuai dengan porsi yang telah ditentukan.
Dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 32 Allah berfirman, yang artinya : "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah SWT kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada sebagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu. Namun bagaimana jika iri tersebut kita jadikan sebagai motivasi untuk berkembang dijalan kebaikan? sungguh hal ini lah yang sangat diperlukan umat manusia di muka bumi ini yaitu kompetitif didalam berbuat kebaikan.
Walaupun iri dikategorikan sebagai penyakit hati yang patut dihindari, namun ada jenis iri yang harus dimiliki setiap muslim, sebagaimana yang dijelaskan didalam hadits berikut ini : "Aku mendengar Abdullah bin Mas'ud berkata; Nabi Muhammad SAW bersabda: "Tidak boleh mendengki( iri) kecuali terhadap dua hal; (terhadap) seseorang yang Allah berikan harta lalu dia pergunakan harta tersebut dijalan kebenaran dan seseorang yang Allah berikan hikmah lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain". (HR Al-Bukhari). Dalam hal ini sifat iri menjadi suatu kata yang berkonotasi baik, sehingga iri dalam definisi yang dijelaskan didalam hadits riwayat (HR Al-Bukhari) dapat kita amalkan dan lakukan di kehidupan kita.
Pada bulan suci ramadan ini sudah sepatutnya kita sebagai hamba Allah untuk terus meningkatkan amal baik dengan menanamkan rasa iri untuk kebaikan seperti iri kepada orang yang diberikan Allah harta namun ia pergunakan untuk jalan kebaikan dan iri kepada orang yang diberikan oleh Allah ilmu dan ia mengamalkan dan membagikan ilmu tersebut kepada saudara-saudaranya yang lain. Dengan menanamkan rasa iri untuk kebaikan secara otomatis mendorong orang untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Oleh karena itu di bulan suci ramadan ini merupakan momen yang tepat untuk meningkatkan amal saleh kita dengan saling berbagi kebaikan kepada saudara-saudara lain, karena esensi dari puasa bukan hanya untuk menahan lapar dan haus saja tetapi untuk meningkatkan amal baik kita kepada Allah SWT.