Ramadan Tidak Hanya Bulan Suci Tapi Bulan Tradisi
Tradisi Ramadan di Indonesia mungkin akan berbeda pada setiap daerahnya. Ada yang menganut tradisi tolerasi bagi wilayah yang tak didominasi oleh rekan-rekan muslim, ada yang berdampingan, atau bahkan ada yang lebur karena didominasi oleh rekan-rekan muslim.
Pada ketiga kondisi tersebut jelas memiliki pengalaman dan cerita menarik yang berbeda. Kali ini saya akan bagikan makna Ramadan bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Lebur ini dalam arti toleransi tinggi dilakukan oleh sebagian non-muslim untuk menghormati para saudara-saudara yang muslim sedang beribadah.
Alih-alih demikian, rekan-rekan non-muslim ikut menikmati momen puasa di bulan Ramadan ini. Rekan-rekan non-muslim yang menerapkan toleransi ini jelas tidak merasa keberatan, malah asik menikmati momen yang hadir kurang lebih hanya satu bulan dalam satu tahun.
Wilayah yang didominasi rekan-rekan muslim jelas sangat terasa hangatnya menjalani bulan Ramadan. Saling membantu, serta saling memanfaatkan momen Ramadan ini, menjadikan rekan-rekan non-muslim turut merasakan kehangatan Ramadan. Dengan demikian makna Ramadan tidak hanya bulan suci tapi menjadi tradisi.
Beberapa tradisi yang muncul saat bulan Ramadan tiba:
Buka Puasa Bersama
Selama bulan Ramadhan, banyak rekan-rekan muslim juga mengadakan acara berbuka puasa bersama dengan keluarga, teman, atau masyarakat sekitar. Hal ini menjadi momen yang penting untuk mempererat hubungan sosial dan meningkatkan kebersamaan.
Momen buka puasa bersama dimanfaatkan bukan hanya bagi yang berpuasa, justru disambut baik dan antusias juga bagi rekan-rekan yang tak puasa. Menjadikan ajang silaturahmi yang bisa dimanfaatkan saat acara buka puasa.
Memanfaatkan momen buka puasa bersama menjadi tradisi baru untuk silaturahmi. Tak sedikit orang yang lama tak bersilaturahmi justru dipertemukan saat momen buka puasa bersama. Salah satunya momen reuni angkatan sekolah yang tahun lulusnya sudah lama.
Salat Tarawih
Selama Ramadan, umat Muslim melaksanakan sholat Tarawih secara berjamaah setiap malam di masjid atau di tempat-tempat ibadah lainnya. Sholat Tarawih memiliki jumlah rakaat yang lebih banyak daripada sholat fardhu, dan dianggap sebagai ibadah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan.
Rekan-rekan yang tak melaksanakan salat tarawih (non-muslim) secara tidak langsung turut memanfaatkan momennya. Setelah salat tarawih para pemuda jarang yang langsung pulang ke rumah, melainkan ikut berkumpul disekitar rumah. Hal tersebut juga dilakukan bukan hanya mereka yang solat tarawih tapi dilakukan juga oleh rekan-rekan yang tidak melaksanakan solat.
Berburu Takjil
Takjil menjadi hidangan pembuka yang nikmat bagi yang berpuasa setelah berhasil menahan lapar dan haus selama sehari. Tak sedikit orang yang merasa takjil lebih baik membeli dari pada membuat, apalagi dilanda kesibukan yang lain. Berburu takjil akhirnya menjadi tradisi dan kesenangan tersendiri.
Rekan-rekan yang tak berpuasa juga memanfaatkan momen berburu takjil. Sebab banyak suatu tempat yang tiba-tiba menjadi ramai pedagang takjil ketika Ramadan tiba. Tak hanya itu, banyak juga jajanan yang muncul hanya saat Ramadan tiba, salah satunya kolak, bubur candil, biji salak, es timun suri, dan lainnya. Jajanan tersebut tiba-tiba marak bermunculan ketika Ramadan, setelah itu sulit lagi ditemukan.
Ngabuburit
Ngabuburit adalah istilah dalam budaya Indonesia yang merujuk pada aktivitas yang dilakukan saat menunggu waktu berbuka puasa pada bulan Ramadan. Aktivitas ini biasanya dilakukan oleh umat Muslim yang sedang berpuasa sebagai cara untuk mengisi waktu dan mengalihkan perhatian dari rasa lapar dan dahaga.
Ngabuburit telah menjadi bagian dari budaya Indonesia yang sangat khas dan dijalankan oleh banyak orang selama bulan Ramadan. Tak hanya dilakukan oleh rekan-rekan yang berpuasa tapi juga dimanfaatkan oleh rekan-rekan yang tak berpuasa. Aktivitas ini juga sering menjadi momen yang dinantikan oleh banyak orang karena memberikan pengalaman yang unik dan menyenangkan.
Malam yang Panjang
Tradisi Ramadan menjadikan malam lebih terasa panjang dan produktif. Seolah lebih hidup ketika malam hari. Bagaimana tidak, setelah buka puasa, masjid akan lebih ramai oleh rekan-rekan yang melaksanakan salat tarawih. Setelah itu tak jarang langsung kembali ke rumah, bahkan banyak yang sengaja tidak tidur untuk menunggu waktu sahur tiba. Bahkan tak jarang orang yang sengaja menunggu waktu salat subuh di masjid.
Jalanan yang biasanya terasa sepi setelah lewat pukul 00, kini masih banyak aktivitas hingga dini hari. Siang hari terasa jauh lebih sunyi dari hari lain selain Ramadan. Sehingga kehidupan terasa lebih produktif ketika malam hari.
Demikian makna Ramadan dari wilayah dominan rekan-rekan muslim yang ditunggu oleh banyak rekan-rekan non-muslim juga. Ramadan di Jakarta dan sekitarnya bukan hanya soal bulan suci melainkan bulan tradisi yang dinanti. Jadi bagaimana tradisi di daerah saudara?