Mas Malik
Mas Malik Dosen

seorang santri mbi au pacet mojokerto pembelajar filsafat dan pegiat kebahasaan inggris dan arab

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Niat yang Holistik: Renungan 1 Ramadan 11 Maret

13 Maret 2024   07:00 Diperbarui: 13 Maret 2024   07:03 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Niat yang Holistik: Renungan 1 Ramadan 11 Maret
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Niat yang holistik 

 

1 ramadan bagi warga Muhammadiyah jatuh pada 11 april 2024 dan pada tanggal 10 malam dimulai tarawih di masjid-masjid Muhammadiyah. Meskipun ramadan ini dimulai dengan perbedaan waktu apalagi bagi saya seorang warga Muhammadiyah di Tengah lingkungan pondok NU membuat perbedaan semakin kentara. Tetap teman-teman saya yang berada di pondok yang statusnya sesama warga Muhammadiyah Bersama sama memulai tarawih di ahad malam senin dan dilanjut puasa di esok hari. 

Persaudaraan warga Muhammadiyah masih sangat terasa kuat disini dan terus terjaga sedari kakak Angkatan pondok saya dahulu. Perbedaan penentuan dan memulai adalah salah satu warna dalam memulai ramadan. Perbedaan ini bukan alasan untuk saling berpecah belah dan main salah benar. Tetapi adalah semangat toleransi karena perbedaan antara ummat islam adalah Rahmat. Sesuai dengan hadis nabi bahwa adalah indah jika kita melihat banyak perbedaan yang terjadi namun dikemas dengan rasa toleransi yang tinggi akan menciptakan suatu Rahmat. 

Analogi sederhana nya seperti kita berada di suatu taman bunga akan lebih indah rasanya jika melihat banyak bunga yang berbeda-beda warna dan bentuknya sama pula jika di suatu ekosistem savana kita melihat banyak fauna yang berkeliaran dan mencari penghidupan di savana dan for a-flora yang tumbuh menyekitari aktivitas mereka semua.

Dekonstruksi niat 

Bukan perbedaanlah yang menjadi sorotan utama dalam setiap ramadan tetapi apa yang mampu kita lakukan selama ramadan dan apa yang mampu kita ubah selama ramadan. Niat merupakan bahan bakar utama amal ibadah seorang manusia manusia yang beramal tanpa niat akan menjadi sia-sia dan tak bernilai ibadah. Niat bukan hanya semata untuk ibadah mahdhah saja seperti salat,puasa,dan baca al-qur'an namun diperlukan dalam setiap sendi perbuatan manusia sehari hari agar dibersamai keberkahan dan Rahmat dalam kegiatannya. Karena hidup manusia tidak sebatas hari ini, walaupun kita secara fenomenologis kita hidup di hari ini dan hari lalu adalah sebuah serpihan kenagan yang pada waktu itu masa lalu pun menjadi semu dan masa depan menjadi sebuah prediksi prematur. Dengan niat amal manusia memiliki semangat berbuat Ikhlas demi tujuan yang dijustifkasi secara filosofis oleh pengalaman dan pembelajaran pribadinya. 

Tujuan perbuatan yang diilhami secara benar oleh sinar iman dan ketakwaan akan membawa pada hasil yang maksimal dalam setiap hasil ekses suatu perbuatan karena dalam perbuatan tersebut selalu diupayakan yang paling tinggi yang dapat seseorang raih dengan usahanya.maka dengan segala kelelahan yang dialami tidak akan terasa bahwa hal tersebut disesalkan dan hal tersebut sia-sia karena manusia akan berpikir akan tujuan besar dan mulia setelah diraihnya suatu perbuatan.

Kondisi ibadah selama ramadan 

Ibadah dalam bulan ramadan memiliki ganjaran yang berlipat ganda seperti Ketika seseorang manusia membaca al- qur'an satu huruf akan diganjar 10 kali lipat pahala. Dan kondisi amal tersebut tidak terbatas lipat gandanya hingga tujuh ratus kali lipat banyaknya. Puasa ramadan juga sebagai media meraih ketakwaan dan meningkatkanya karena status ketakwaan sendiri adalah terkadang naik terkadang turun inilah yang dapat ditingkatkan Kembali di saat ramadan berlangsung. Tidak hanya ibadah antara manusia dengan tuhanya saja tetapi juga ibadah sosial yang berupa kebaikan manusia kepada manusia lainnya yakni filantropi sosial yang dapat dilakukan dengan cara bersedekah dan berinfak. 

Dari ibadah yang bersifat ritual hingga sosial semuanya dapat ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya berdasarkan kekuatan masing-masing hamba tersebut. Oleh karena itu ibadah di bulan ramadan sangatlah special. Khususnya pada puasanya itu sendiri yang menjadi penebusan bagi dosa-dosa sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun