Ta'awun, Sikap Tolong-menolong yang Perlu Terus Dilestarikan
Di dunia ini tak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Ia membutuhkan orang lain untuk memenuhi keperluan hidupnya. Butuh keluarga untuk menyalurkan segala hasrat jiwa, dan butuh teman walau hanya sekedar untuk menumpahkan uneg-uneg.
Islam mengonsep hubungan saling membutuhkan ini dengan istilah ta'awun, saling tolong menolong.
Secara shigat bahasa, kalimat ini mengandung makna musyarokah yang berarti ada hubungan kedua belah pihak yang memberikan manfaat saling. Saling memberi saling menerima. Ada yang memberi dan ada yang menerima.
Ta'awun menjadi kekuatan sosial sejak masa lampau. Sehingga seseorang mampu meraih sukses karena ada bantuan dan dorongan dari orang-orang di sekitarnya.
Menolong orang lain memberikan manfaat yang teramat dalam, apalagi pertolongannya ini berwujud sesuatu yang sangat dibutuhkan, baik berupa jasa atau harta benda.
Seseorang yang kesulitan menyeberang jalan, lalu ada orang lain yang menyeberangkannya, tentu akan merasa sangat terbantu.
Mobil yang macet di tengah jalan, kemudian ada orang yang tiba-tiba membantu mendorongnya, tentu akan menjadi sentuhan kebaikan yang sangat berarti.
Dalam Islam, tolong menolong itu hanya dilakukan untuk hal-hal yang baik. Sebab kalau untuk hal yang tidak baik namanya bukan tolong-menolong, melainkan persekongkolan.
'Alal birri wat taqwa" adalah kata kuncinya, tolong menolong dalam kebaikan dan takwa, bukan yang lain.
Membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan itu berpahala, tapi membantu orang yang melarikan diri dari kejaran polisi karena melanggar hukum, akan berhadapan dengan hukum.