Mas Nawir
Mas Nawir Wiraswasta

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ta'awun, Sikap Tolong-menolong yang Perlu Terus Dilestarikan

17 Mei 2020   21:05 Diperbarui: 17 Mei 2020   21:19 3124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ta'awun, Sikap Tolong-menolong yang Perlu Terus Dilestarikan
Ilustrasi Pixabay

Di dunia ini tak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Ia membutuhkan orang lain untuk memenuhi keperluan hidupnya. Butuh keluarga untuk menyalurkan segala hasrat jiwa, dan butuh teman walau hanya sekedar untuk menumpahkan uneg-uneg.

Islam mengonsep hubungan saling membutuhkan ini dengan istilah ta'awun, saling tolong menolong. 

Secara shigat bahasa, kalimat  ini mengandung makna musyarokah yang berarti ada hubungan kedua belah pihak yang memberikan manfaat saling. Saling memberi saling menerima. Ada yang memberi dan ada yang menerima.

Ta'awun menjadi kekuatan sosial sejak masa lampau. Sehingga seseorang mampu meraih sukses karena ada bantuan dan dorongan dari orang-orang di sekitarnya.

Menolong orang lain memberikan manfaat yang teramat dalam, apalagi pertolongannya ini berwujud sesuatu yang sangat dibutuhkan, baik berupa jasa atau harta benda.

Seseorang yang kesulitan menyeberang jalan, lalu ada orang lain yang menyeberangkannya, tentu akan merasa sangat terbantu.

Mobil yang macet di tengah jalan, kemudian ada orang yang tiba-tiba membantu mendorongnya, tentu akan menjadi sentuhan kebaikan yang sangat berarti.

Dalam Islam, tolong menolong itu hanya dilakukan untuk hal-hal yang baik. Sebab kalau untuk hal yang tidak baik namanya bukan tolong-menolong, melainkan persekongkolan.

'Alal birri wat taqwa" adalah kata kuncinya, tolong menolong dalam kebaikan dan takwa, bukan yang lain.

Membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan itu berpahala, tapi membantu orang yang melarikan diri dari kejaran polisi karena melanggar hukum, akan berhadapan dengan hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun