Momen Idul Fitri Tahun Lalu saat Melihat si Bungsu Pertama Kali Sungkem ke Nenek
"Iyo le tak tampa panyuwunmu, emung muga Gusti Allah paring pangapura marang aku lan awakmu, muga diparingi rejeki kang gangsar langgeng , kena kanggo sangu ngopeni anak putu, dadio keluarga sing rukun nganti kaken-ninen, lebar luwar dosaku lan dosamu dina Iki, kan muga-muga ketemu meneh karo bakda sing bakal kelakon"
Setelah itu bergantian saya sungkem kepada simbok. Dengan kalimat yang sama, dan mendapatkan doa yang lebih panjang.
Istri dan anak-anak saya pun bergantian sungkem, mengungkapkan segala resah dengan bahasa mereka mendapatkan doa yang berbeda -beda dari kakek nenek mereka.
Yang menarik adalah saat putri kami yang terakhir sungkem sama neneknya, ia tak begitu paham dengan bahasa Krama inggil, sehingga yang keluar dari mulutnya adalah
"Mbok nyuwun lepate" (mbok minta salahnya ), sontak kalimat ini membuat kami semua tertawa. Kami maklum putri kami baru pertama kali ini melakukan sungkem kepada neneknya, meskipun setiap tahun kami selalu mudik.
Kenangan sungkem kepada orang tua di kampung, sepertinya saat ini hanya jadi kenangan, karena tahun ini kami tidak mudik.