Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com
Memaknai Ramadan sebagai Bulan Saling Berbagi
Memaknai arti lapar yaitu dengan berbagi. Dalam setiap harta kaum muslimin, ada hak saudara-saudaranya yang tidak mampu. Makanya, memberi makanan berbuka bagi orang lain pahalanya besar sekali.
Di bulan puasa, banyak dari mereka yang kurang beruntung. Apalagi sejak Covid melanda, ada banyak PHK besar-besaran yang dilakukan perusahaan.
Efeknya, banyak keluarga yang sudah duluan 'berpuasa' untuk menahan lapar. Tentu saja, tidak ada yang mengharapkan keadaan seperti ini. Ujian hidup bisa datang pada siapa saja.
Di bulan ramadan, banyak umat muslim yang mendapat ujian. Oleh karenanya, momen ramadan hendaknya digunakan untuk saling berbagi antar sesama.
Mereka yang memiliki harta berlebih, bersedekahlah untuk para fakir miskin. Bagi yang memiliki pendapatan tinggi, ada baiknya untuk berbagi kepada anak-anak yatim di sekitar kita.
Menahan lapar dan dahaga dalam bulan ramadan akan lebih berkmana jika disertai dengan sebuah refleksi. Misalnya, saat kita merasakan lapar dan haus, bayangkan nasib orang lain yang harus menahan lapar karena tidak memiliki uang.
Daripada hanya sekedar berpikir makanan dan minuman berbuka, cobalah untuk merenungkan nasib saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Alangkah lebih baik lagi jika kita mau menyumbangkan sebagian makanan kita untuk orang miskin.
Tidak Menyia nyiakan Makanan
Berdasarkan data dari Bappenas, terdapat 23-48 juta ton limbah makanan yang terbuang setiap tahunnya. Data ini merujuk dari 2000-2019. [Baca disini]
Jumlah ini tentunya bukan angka kecil jika kita merefleksi pada total rakyat miskin saat ini. Dampak yang lebih luas juga menjalar pada kesenjangan ekonomi.
Bulan ramadan merupakan bulan yang paling tepat untuk merefleksi cara kita makan dan minum. Sejauh mana sisa makanan yang terbuang sia-sia hanya karena menuruti nafsu semata?