Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1
"Luwo", Takjil Favorit yang Kini Mulai Langka
Cara Membuat Luwo dan Manisan Kolang-kaling
Pilihlah buah blonceng yang matang (tua), berat dan dengan daging buah yang tebal. Kupas kulitnya lalu potong kecil-kecil sesuai selera. Sebagian orang menggunakan pisau (alat potong) bergerigi agar dihasilkan irisan-irisan blonceng dengan bentuk yang unik pula.
Potongan-potongan blonceng tadi kemudian direndam dalam air kapur sirih yang bening (Jawa = dikum beninge apu / enjet) sekitar beberapa jam atau ada yang sampai 10 jam. Katanya sih supaya potongan buah blonceng tadi menjadi atos tapi empuk dan terasa nyes bila digigit.
Potongan blonceng lengkap dengan bumbu dan gula lalu direbus hingga matang. Tambahkan pewarna yang memang khusus untuk makanan dengan varian warna sesuai selera.
Membuat manisan kolang-kaling lebih simpel lagi karena tidak perlu direndam dalam air kapur sirih. Caranya, buah kolang-kaling dicuci bersih. Tempatkan dalam panci, tambahkan air sesuai selera dan bahan lain berupa jahe, pewarna makanan, pandan, kayu manis atau keningar dan gula. Masak sampai matang.
Kabarnya, berbuka puasa dengan menggunakan luwo, kolang-kaling dan timun mas yang dikonsumsi segar menjadikan lambung kita terasa adem (nyaman) dan tidak nyeri karena seharian berpuasa.