Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Wiraswasta

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menjaga Stamina Saat Berpuasa dengan Rajin Mengonsumsi Sawo dan Matoa

9 Mei 2019   20:01 Diperbarui: 9 Mei 2019   20:16 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga Stamina Saat Berpuasa dengan Rajin Mengonsumsi Sawo dan Matoa
Buah sawo (dok.pri)

Makanan tidak sekedar membuat perut kenyang karena cukup mengandung zat tepung (karbohidrat), lemak dan protein (unsur makro) tapi juga harus proporsional (berimbang) karena di dalam makanan yang dikonsumsi tadi juga cukup mengandung vitamin dan mineral (unsur mikro).

Kandungan gizi buah sawo (manfaat.com)
Kandungan gizi buah sawo (manfaat.com)
Pada saat sahur setelah mengonsumsi sayur, ikan dan makanan utama yang sehat sekaligus mengenyangkan itu, biasanya diselingi dengan mengonsumsi buah-buahan. Selain itu jangan lupa untuk berolah raga ringan seperti senam atau jalan pagi usai subuh.

Buah-buahan lokal yang dianjurkan untuk dikonsumsi saat sedang menjalankan ibadah puasa antara lain : buah belonceng, kolang-kaling dan siwalan, kelapa muda. Sayangnya pada Bulan Ramadan kali ini buah-buahan lokal tadi belum banyak kita temukan di pasaran karena memang belum musimnya.

Sebagai alternatif bisa kita konsumsi buah-buahan yang mudah kita jumpai saat musim hujan seperti sekarang ini. Antara lain buah sawo dan matoa.

Buah sawo, termasuk sawo kecik atau jenis sawo lainnya mengandung cukup banyak karbohidrat sehingga mengenyangkan bila dikonsumsi. Selain itu kandungan selulosa (serat) nya juga cukup tinggi sehingga baik untuk perut dan saluran pencernaan mereka yang sedang berpuasa.

Pohon matoa (dok.pri)
Pohon matoa (dok.pri)
Rasanya yang manis diyakini mengandung zat gula cukup tinggi. Daging buah sawo yang segar dan manis bisa menjadi pengganti buah kurma yang harganya cukup mahal (1). 

Pohon sawo juga bisa ditanam di halaman rumah. Tidak memerlukan lahan khusus yang berukuran luas. Ketika sedang berbuah dan berbarengan dengan bulan puasa seperti sekarang ini justru menjadi berkah tersendiri.

Selain mengonsumsi buah sawo di sela-sela makanan utama agar stamina tetap fit saat menjalankan ibadah puasa maka tak ada salahnya kita lirik buah lokal lainnya yakni matoa. 

Buah matoa (dok.pri)
Buah matoa (dok.pri)
Buah matoa sepintas mirip buah kelengkeng yang sudah sangat kondang itu. Matoa merupakan buah asal papua yang kini mulai banyak dikembangkan masyarakat di  berbagai penjuru tanah air. 

Pada musim hujan seperti sekarang ini buah ini masih bisa berbuah normal dan bisa ditanam di halaman rumah kita yang tak terlalu luas, tidak membutuhkan lahan khusus. Harga jual matoa cukup mahal bahkan boleh jadi di beberapa daerah harga perkilonya lebih mahal ketimbang harga buah kelengkeng. 

Kandungan gizi matoa tak kalah dengan buah kelengkeng. Kabarnya buah ini banyak mengandung vitamin, mineral dan zat antioksidan yang efektif menangkal radikal bebas penyebab kanker dan penyakit kronis lainnya (2)(3).

Daging buahnya yang terasa manis dan berair sangat baik untuk tubuh sebagai penyedia zat gula. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun