Mbak Avy
Mbak Avy Penulis

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Menahan Diri, Mengontrol Jari dalam Bermedia Sosial

17 Mei 2019   10:50 Diperbarui: 17 Mei 2019   11:16 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika bangun tidur, mata belum melek sepenuhnya. Tapi tangan sudah meraba-raba mencari sebuah benda yang dinamakan smartphone. Dan ajaibnya, meski masih setengah ngantukpun. Jari ini sudah cekatan membuka satu demi satu laman media sosial. Masih belum pengen beraktifitas lain karena katanya masih mager (males gerak).

Terus ngapain?

Pertama buka WhatsApp. Apa ada japrian kasih job atau gosip teranyar dari bahan obrolan kemarin. Masih garing. Lalu lanjut buka Facebook. Scrolling laman demi laman terbaru. Mungkin ada info yang seru atau lucu. Eh ternyata masih membahas politik yang nggak pernah habis, apalagi antar teman yang sudah mulai saling menghujat. Bosan melihat isi status teman itu-itu aja, pindah ke Twitter. Siapa tahu ada quote-quote bijaksana terbaru yang bisa di retweet.

Selesai retweet, pindah ke Instagram. Mau lihat update cerita para artis, foto makanan, fashion sekalian intip akun Lambe Turah hihihi. Sebagai jamaah LamTur, memang otomatis akan singgah di akun gosip terkenal itu.

Setelah itu, stalkingnya selesai? Tentu tidak!

Sepertinya hidup di jaman sekarang ini tidak bisa lepas dari media sosial. Tingkat ketergantungannya sudah sangat kronis. Tidak bisa dipungkiri. Karena memasuki era digital, hampir semua komunikasi dan informasi menggunakan teknologi lewat gadget dan smartphone.

Di bulan puasa ini tentunya kita ingin memperbanyak kegiatan beribadah daripada waktu lebih banyak dihabiskan bermain media sosial. Kalau saya pribadi mempunyai beberapa cara seperti :

Manfaatkan smartphone untuk mencari informasi yang berhubungan dengan ibadah. Karena kita bisa sangat mudah mengakses informasi tentang kegiatan agama di semua media sosial. Seperti cara belajar mengaji, ceramah dari para ustadz, quote Islami sampai cerita kisah nabi serta rosul.

Mengurangi kontak sosial dengan teman atau relasi (selain keluarga), membahas berbagai masalah yang dirasa kurang penting.

Perlunya membuat jadwal bermedia sosial. Karena di bulan puasa ini, sayang banget kalau kita lebih banyak bermain media sosial daripada melakukan ibadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun