Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Penulis

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ramadan Routines: Menyambut Bulan Penuh Berkah dengan Persiapan yang Tepat

8 Maret 2024   19:52 Diperbarui: 8 Maret 2024   20:03 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan Routines: Menyambut Bulan Penuh Berkah dengan Persiapan yang Tepat
Ilustrasi menyambut bulan ramadan 1445 H/ 2024 M - sumber gambar: canva.com (media ajaib)

Selain itu, saya juga memiliki harapan untuk meningkatkan kesabaran dan keteguhan hati selama Ramadan. Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang menahan diri dari melakukan segala bentuk perilaku buruk dan hawa nafsu. Saya berharap agar setiap cobaan dan godaan yang saya hadapi selama Ramadan dapat saya hadapi dengan sabar dan keteguhan hati. Saya ingin mengendalikan diri saya sendiri, mengendalikan hawa nafsu saya, dan menjauhkan diri dari segala bentuk dosa dan kemaksiatan.

Selanjutnya, saya berharap dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman saya tentang Islam selama bulan Ramadan ini. Saya ingin memanfaatkan waktu luang yang ada untuk mempelajari lebih dalam tentang ajaran-ajaran Islam, memahami makna-makna yang terkandung dalam Al-Qur'an, dan memperdalam pemahaman saya tentang agama ini secara keseluruhan. Saya percaya bahwa semakin saya memahami agama saya, semakin saya akan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan semakin saya akan mampu menjalani hidup ini dengan penuh keberkahan.

Terakhir, namun tidak kalah pentingnya, saya berharap agar setiap amal ibadah yang saya lakukan selama Ramadan ini diterima oleh Allah SWT. Saya berharap agar setiap doa yang saya panjatkan, setiap sedekah yang saya berikan, dan setiap kebaikan yang saya lakukan mendapatkan ridha dan pahala-Nya. Saya berharap agar setiap usaha saya untuk meningkatkan kualitas spiritual saya selama bulan Ramadan ini tidak sia-sia, tetapi justru menghasilkan manfaat yang nyata bagi diri saya dan bagi orang lain.

Dengan mengemban harapan-harapan ini, saya yakin bahwa saya dapat menjalani Ramadan tahun ini dengan lebih baik daripada sebelumnya. Saya yakin bahwa dengan tekad yang kuat, niat yang tulus, dan usaha yang sungguh-sungguh, saya dapat meraih manfaat yang besar dari bulan Ramadan ini dan menjadi pribadi yang lebih baik di mata Allah SWT serta di mata sesama manusia. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi langkah-langkah kita dan menerima semua amal ibadah kita di bulan yang penuh berkah ini. Aamiin.

Kenangan Indah Semasa Kecil di Bulan Ramadan

Bulan Ramadan selalu datang dengan beragam warna dan keceriaan yang tak terlupakan dalam kenangan masa kecil saya. Di tengah panasnya siang hari dan aroma makanan yang menggoda, bulan suci ini membawa kehangatan keluarga dan kebahagiaan yang tak terlukiskan.

Salah satu kenangan yang selalu menghangatkan hati adalah momen ketika sahur bersama keluarga. Pagi-pagi sekali, sebelum mentari menyapa, kami bangun untuk menikmati hidangan sahur yang telah disiapkan dengan penuh kasih oleh ibu. Suasana di dapur begitu hidup dengan canda tawa dan suara gemerincing sendok, membuat momen sahur tidak hanya tentang mengisi perut, tetapi juga tentang mengisi jiwa dengan kebersamaan yang mendalam.

Saat itu, meskipun rasa kantuk masih melanda, kami duduk bersama di meja makan, menikmati hidangan sahur sambil bercerita dan tertawa bersama. Setiap suapan makanan terasa istimewa karena dihiasi dengan sentuhan kasih sayang ibu yang begitu tulus. Seiring dengan berjalannya waktu, momen sahur menjadi bukan hanya kewajiban, tetapi juga menjadi waktu yang dinanti-nantikan dengan penuh antusiasme, karena di sanalah kebersamaan dan kehangatan keluarga bersemi.

Selama siang hari, meskipun terasa berat karena menahan lapar dan haus, semangat Ramadan terus membara dalam diri kami. Suasana di lingkungan kami juga terasa berbeda; aroma masakan yang sedap tercium di udara, wajah-wajah tetangga yang penuh senyum, serta suara azan dari masjid yang menggema di sepanjang hari, semuanya menambah semangat kami untuk menjalani ibadah dengan penuh keikhlasan.

Di sore hari, ketika waktu berbuka telah tiba, keceriaan pun semakin terasa di rumah kami. Setiap anggota keluarga sibuk mempersiapkan hidangan berbuka puasa dengan penuh antusiasme. Aroma makanan yang lezat mengisi rumah kami, dan kegembiraan terpancar dari wajah-wajah kami yang lapar. Ketika azan Maghrib berkumandang, kami berkumpul di meja makan untuk menikmati hidangan berbuka puasa bersama. Suasana di ruang makan dipenuhi dengan kebahagiaan, doa-doa yang dipanjatkan dengan penuh harap, serta rasa syukur yang meluap dari hati kami atas nikmat Allah SWT.

Setelah berbuka puasa, kami melanjutkan dengan beribadah bersama. Shalat Maghrib di rumah kami diisi dengan kekhusyukan dan kekhidmatan yang mendalam, sementara suara ayah yang memimpin shalat selalu mengisi ruangan dengan ketenangan dan keberkahan. Setelah shalat maghrib, kami bergegas pergi ke Musholah dekat rumah untuk melanjutkan shalat tarawih secara berjama'ah bersama masyarakat lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun