Pilihan Hati: Bukber Sama Teman Lama, Ya atau Tidak?
Mereka saling bercerita, mengenang kenangan-kenangan masa lalu. Famila mengingatkan tentang malam-malam hujan ketika mereka berempat berlindung di bawah atap kafe ini.
Rizal tertawa mengingat bagaimana mereka pernah mencoba membuat lagu sendiri dan nyanyian mereka yang fals. Maya bercerita tentang perjuangannya menjadi seorang ibu tunggal.
Ali merasa hangat di hati. Meski jarak dan waktu telah memisahkan mereka, rasa persahabatan masih tetap ada.
Famila menatap Ali dengan serius, "Ali, bukber sama teman lama masih rekomended, kok. Kita bisa mengenang masa-masa indah dan mempererat hubungan kita. Ya, Ali, ya!"
Ali tersenyum. Mungkin Famila benar. Bukber dengan teman lama masih punya pesona tersendiri. Dan kali ini, Ali akan mengatakan "ya" pada momen berharga ini.
Momen Khusus
Bukber dimulai. Meja di kafe taman itu kini dipenuhi oleh makanan lezat dan canda tawa. Famila, Rizal, Maya, dan Ali duduk bersebelahan.
Famila mengambil peran sebagai "MC" acara, mengajak semua orang berbicara dan berbagi cerita.
Rizal menceritakan pengalamannya bekerja di luar negeri, "Kalian tahu, di sana, bukber itu bukan hanya sekadar makan bersama. Mereka punya tradisi unik. Setiap orang membawa makanan khas negaranya. Jadi, kita bisa mencicipi hidangan dari berbagai belahan dunia."
Maya menambahkan, "Aku juga punya pengalaman seru. Dulu, kita pernah bukber di tengah hutan saat camping. Api unggun, gitar, dan cerita hantu malam hari. Itu momen yang tak terlupakan."
Ali tersenyum mendengar cerita teman-temannya. Dia merasa hangat di hati, "Ternyata bukber dengan teman lama masih punya pesona, ya?"