Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Penulis

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Menggali Pesan Spritual di Balik Tradisi Memburu Tanda Tangan Penceramah di Bulan Ramadan

15 Maret 2024   04:00 Diperbarui: 15 Maret 2024   11:36 2421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggali Pesan Spritual di Balik Tradisi Memburu Tanda Tangan Penceramah di Bulan Ramadan
Sejumlah anak berburu tanda tangan usai salat tarawih di Masjid Nurul Falah, Kabupaten Takalar, Rabu (22/03/2023) | MAMAN SUKIRMAN via sindomakassar.com

Namun, jika dilihat dari perspektif praktis dan efisiensi, tradisi ini mungkin terlihat ketinggalan zaman. Di era di mana informasi dapat diakses dengan mudah melalui internet, apakah masih diperlukan untuk mencari tanda tangan fisik para penceramah?

Apakah tidak lebih baik fokus pada memperluas akses terhadap ilmu pengetahuan melalui platform digital? Mungkin saja, dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat menciptakan cara yang lebih efisien untuk menyebarkan ilmu pengetahuan agama, sehingga lebih banyak orang dapat mengaksesnya tanpa harus melibatkan proses fisik yang mungkin terasa merepotkan.

Ilustrasi membru tanda tangan di bulan Ramadan - sumber gambar: berbaginews.com
Ilustrasi membru tanda tangan di bulan Ramadan - sumber gambar: berbaginews.com

Implikasi Sosial dan Psikologis

Tradisi memburu tanda tangan para penceramah memiliki implikasi yang signifikan dalam hal sosial dan psikologis. Secara sosial, tradisi ini memainkan peran penting dalam memperkuat jaringan komunitas keagamaan.

Interaksi langsung antara anak-anak dan para penceramah membantu membangun hubungan yang erat antara generasi muda dengan figur otoritatif dalam masyarakat mereka. Ini menciptakan ikatan sosial yang kuat dan memperkuat rasa kepemilikan terhadap kegiatan keagamaan yang dilakukan bersama-sama.

Lebih dari itu, tradisi ini juga mendorong terbentuknya komunitas yang inklusif, di mana para penceramah menjadi lebih dekat dan lebih akrab dengan jamaah, tidak hanya sebagai figur otoritatif tetapi juga sebagai teman yang mendukung dalam perjalanan spiritual mereka.

Di sisi psikologis, tradisi memburu tanda tangan memiliki dampak yang mendalam terhadap perkembangan individu, khususnya anak-anak dan remaja.

Momennya yang penuh semangat tidak hanya memberi mereka kegembiraan seketika, tetapi juga memperkuat rasa percaya diri dan harga diri mereka.

Anak-anak yang mendapatkan tanda tangan dari para penceramah mungkin merasa diakui dan dihargai atas usaha mereka dalam mencari ilmu. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar mereka dan membantu membentuk sikap positif terhadap pembelajaran agama.

Selain itu, tradisi ini juga membantu membangun keterampilan sosial anak-anak, seperti kemampuan berkomunikasi, penghargaan terhadap otoritas, dan rasa hormat terhadap sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun