Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Penulis

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menjawab Pertanyaan Klasik dengan Humor saat Momen Lebaran

5 April 2024   22:46 Diperbarui: 5 April 2024   22:55 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjawab Pertanyaan Klasik dengan Humor saat Momen Lebaran
Ilustrasi menjawab pertanyaan klasik dengan humor saat momen lebaran - sumber gambar: kompas.com

Lebaran, sebuah momen sakral bagi umat Muslim di seluruh dunia, sering kali diwarnai dengan keharuan, kebersamaan, dan tentu saja, tumpukan pertanyaan khas dari kerabat dan tetangga.

Sejak hari pertama Ramadan hingga tiba saatnya merayakan Idul Fitri, pertanyaan-pertanyaan seperti "Kapan nikah?" atau "Berapa kali lebaran belum punya pacar?" mungkin sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Lebaran itu sendiri.

Namun, di tengah keseriusan tradisi ini, mungkin sudah saatnya kita merangkul keceriaan dengan menyambut pertanyaan-pertanyaan Lebaran dengan jawaban-jawaban yang kocak dan menghibur.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut, walaupun mungkin disampaikan dengan niat yang baik, sering kali dapat menimbulkan tekanan atau bahkan kecanggungan bagi yang mendengarnya.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menemukan cara yang tepat untuk meresponsnya, tidak hanya untuk mengurangi tekanan, tetapi juga untuk menumbuhkan semangat keceriaan dan kehangatan dalam momen berharga ini.

Salah satu jawaban yang dapat memberikan sentuhan keceriaan adalah dengan balik bertanya.

Misalnya, jika seseorang bertanya tentang status pernikahan, balaslah dengan pertanyaan yang sama pada mereka.

Hal ini tidak hanya bisa membuat suasana menjadi lebih ringan, tetapi juga bisa membuat orang yang bertanya menyadari bahwa pertanyaan semacam itu sebenarnya cukup sensitif.

Selain itu, kita juga bisa menyiasati pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan humor.

Misalnya, jika ditanya tentang pekerjaan atau pendidikan, kita bisa merespons dengan jawaban yang menggelitik seperti "Sedang berkarir sebagai pemberi semangat di ranjang," atau "Sibuk menjadi mahasiswa 'mata kuliah hidup' yang tak pernah ada habisnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun