Ramadan Momentum Rasa Syukur
Kita punya musuh yang nyata dan jelas terus menyerang kita. Iblis dengan janji dan sumpahnya terus berupaya agar kita terjerumus. Bagaimana dengan tipu dayanya berhasil membuat Nabi Adam beserta Siti Hawa terusir dari syurga.
Berulang kali Allah memperingatkan kita bahwa Iblis makhluk terkutuk, kemampuan dan kekuatan Iblis dikerahkan menggoda manusia.
Pada surah QS. Al-A'raf : 16-17 artinya adalah :
"Karena Engkau telah menghukum aku tersesat maka aku akan benar-benar menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian aku akanmendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka yang bersyukur."
Bersyukur pada kata terakhir pada surah di atas memiliki makna yang penting. Iblis akan menghilangkan rasa itu dan menggantikan dengan kufur.
Maka kita akan mencoba mengulik apa itu rasa syukur? Syukur artinya membuka, antonimnya Kafara atau kufur yang artinya menutup. Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat atau menampakkan ke permukaan. Sedangkan kufur menyembunyikan nikmat.
Syukur itu bisa tercermin dari tiga hal yaitu dari lisan yang terucap, dari hati yang puas akan anugrah dan dari perbuatan yaitu sebagai sarana untuk taat kepada Allah SWT atau menggunakan anugrah yang diperoleh sesuai dengan syariat dan tujuan penganugrahannya. Jadi dapat disimpulkan rukun syukur mencakup mental, lisan dan perbuatan.
Mengapa kita harus bersyukur?
"sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmatku, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih" (QS. Ibrahim: 7)
"Ini adalah termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau malah kufur terhadap nikmatNya. Barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha kaya lagi Maha Mulia"(QS 27 : 40)