Puasa Menumbuhkan Kasih sayang
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah antara saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat."
Ditambah dengan hadist berikut:
Anas ra meriwayatkan bahwa Rasullulah SAW bersabda, "Demi dia yang menggengam jiwaku, seseorang belum beriman jika tidak mencintai saudaranya seperti mencintai diri sendiri."(HR. Bukhari dan Muslim)
Sesama muslim harus tolong menolong tidak saling menyakiti dan tidak saling merendahkan.
Tumbuhnya kesadaran untuk memelihara persaudaraan dan menjauhkan dari pertikaian merupakan bentuk ketaatan dan kita sama-sama sebagai hamba dan khalifah di muka bumi ini.
Allah hanya memandang kedudukan seseorang dengan tingkat ketaqwaannya.
Sama halnya dengan perintah puasa. Ada hal yang kita alami yang akan menimbulkan rasa solidaritas sesama muslim. Perasaan lapar dan haus yang kita rasakan adalah bagaimana perasaan kaum kita yang dhuafa dan kelaparan. Sehingga lahirlah rasa peduli, empati maka kita selayaknya akan saling berbagi kebahagiaan. Makna puasa begitu dalam, ibadah bukan hanya sebatas ritual dan tanpa meninggalkan bekas. Ingatlah setiap hela napas mereka yang lapar dan tak berpunya jadikan amal bagi kita untuk pandai bersyukur dan berbagi rezeki.
Kasih sayang itu fitrah dan sangat dibutuhkan. Suasana saling menyayangi setiap sisi kehidupan akan terasa indah. Janganlah fokus untuk menuntut tapi banyaklah memberi. Hati yang penuh kasih sayang akan lapang dan kaya. Ia akan turut senang jika melihat sebagian orang bahagia dan sukses. Kedengkian dan kebencian akan sirna. Kasih sayang yang tulus akan menghadirkan kasih sayang Allah kepada hambanya.
"Sayangilah orang yang ada di bumi, niscaya engkau akan disayang oleh yang ada di langit.(HR. At Tirmidzi)
Kasih sayang meliputi semua lini kehidupan. Kasih sayang kepada sesama manusia, makhluk lainnya atau dengan alam semesta. Kasih sayang akan melahirkan kebahagian.
Coba satu contoh ini saja katakanlah di suatu keluarga jika tidak ada kasih sayang. Suami yang bengis dan kasar kepada istri dan anaknya. Ibunya yang galak dan suka menghardik dan membentak. Anak-anak yang durhaka dan melawan orang tua. Bayangkan bagaimana tidak nyamannya hidup seperti itu, bukan?