Ramadan untuk Bulan Prestasi
Mental dan lingkungan adalah dua hal juga yang mempengaruhi seseorang.
Mengejar prestasi haruslah ikhlas. Dalam perjalanannya kita akan menemui orang yang menghina dan memuji. Sebenarnya keduanya adalah ujian. Hinaan bisa saja datang jika orang tak suka, terselip iri dengki . Ini tidak harus melemahkan kita balas saja dengan kebaikan jangan keburukan. Bisa jadi hinaan itu teguran, atau jalan penghapusan dosa, dan kita akan dinaikkan derajatnya. Jadikan sebagai evaluasi diri untuk perbaikan diri atau muhasabah.
Pujian, nah ini, tipuan. Jangan terlena. Perasaan bangga dan merasa lebih baik lahirlah sifat ujub, ria dan sombong. Sebenarnya manusia itu kagum dengan kita, kita tahu dengan diri sendiri. Maka sebenarnya Allah menutupi aib-aib kita.
Jadi baiknya kita jangan berharap pada pengakuan dari orang lain. Kuncinya ikhlas. Sebab dirimu sesungguhnya adalah ketika tidak ada satu orangpun melihatmu kecuali Rabbmu.
"Barang siapa yang mencari ridho Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barang siapa mencari ridho manusia namun Allah itu murka, maka allah akan biarkan dia bergantung pada manusia." (HR.Tirmizi)
Oleh karena itu, teruslah berbuat baik dan mengejar prestasi. Jangan berharap pada manusia maka kau akan kecewa. Mereka terkadang hanya bisa menilai tanpa berkaca. Sukses selalu umat Islam, eratkan ukhuwah Islamiyah. Bersatu kita bisa, mulai dari diri sendiri kita bersama meraih kemajuan dan jaya. Ramadan adalah jalan untuk mengukir prestasi. Pribadi yang terbentuk dari latihan di Ramadan akan membawa kesuksesan dunia dan akhirat! Masya Allah, barakallah.