Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗
KOJIMA, Pilihan Tepat untuk yang Tidak Ingin Ribet
madu? Saya yakin semua sudah mengenal madu karena sejak dulu madu ini sangat bermanfaat sekali bagi kesehatan. Iya kan?Di keluarga kecil saya, madu ini sangat berguna sekali ya. Mungkin di sebagian keluarga lain juga berlaku prinsip yang sama seperti saya. Kami rutin menyediakan madu di rumah.
Siapa sih yang tidak kenal denganKeluarga kecil saya tidak bisa putus dari madu. Apalagi anak saya yang nomor dua sangat suka minum beberapa sendok madu yang dicampur dengan segelas air.
Madu yang menjadi kesukaan anak-anak tidak mudah didapat di daerah saya. Untuk mendapatkannya, saya harus mengordernya dari tempat lain. Ya, tidak mengapa asalkan anak-anak sehat, saya sudah senang.
Bagi saya yang masih memiliki balita dan anak kecil, keberadaan madu sangatlah membantu. Misalnya, saat si kecil berusia dua tahun lebih mengalami mencret, saya menggunakan madu pada seduhan daun jambu biji. Alhamdulillah, BAB jadi mampet.
Saya tidak bisa membayangkan jika si kecil minum seduhan air jambu biji saja. Pernah suatu masa, anak yang kedua merasa perutnya sakit. Ternyata, dia muntah dan berak secara bersamaan. Saya mengambil kunyit lalu diparut dan menyaring sari patinya. Sari pati itu diberi sedikit madu. Dengan beberapa kali minum, BAB-nya sudah mampet dan tidak lagi muntah.
Coba bayangkan jika dia minum sari pati kunyit tanpa madu. Jika saya sendiri disuruh meminumnya, maka saya pun akan menolaknya. Oleh karena itulah, madu sangat penting untuk keluarga saya.
Di keluarga saya, kami akan mencoba bahan-bahan alami yang ada di sekitar (sebelum obat kimia) sebagai bentuk pengobatan pada gangguan kesehatan. Jika memang tidak mampu diatasi, maka kami terpaksa menggunakan obat kimia.
Saya pun pernah merasakan manfaat madu sebelum memiliki buah hati, ketika saya terkena maag. Perut saya saat itu terasa sakit sekali. Jangankan untuk beraktivitas yang lain, untuk berdiri saja saya tidak sanggup. Suami lalu membuat segelas air madu hangat. Beberapa menit kemudian, perut saya mulai bisa beradaptasi.
Saat vonis kista dari dokter datang kepada saya, madu, kurma, dan habatussaudah mampu menguatkan stamina saya. Apalagi saat itu usia kehamilan baru beberapa minggu. Madu menjadi teman harian yang selalu saya bawa ke tempat kerja. Terkadang, seharian itu hanya minum segelas madu dan beberapa butir kurma.
Masa kehamilan trisemester pertama dari tiap anak, perut saya selalu sulit menerima makanan. Apapun yang masuk ke perut ditanggapi dengan mual dan ingin muntah. Dengan madu, habbatussaudah, dan kurma, saya merasa tubuh saya bisa segar saat bekerja.
Sekarang, keluarga kecil saya masih mengkonsumsi madu, kurma, dan habbatussaudah (dalam bentuk kapsul minyak). Memang agak ribet sih pemberian ketiganya. Kadang salah satu terlupakan.