Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗
Umar bin Khathab R.A.: Pemimpin Tegas dan Lembut Dambaan Umat
nabi dan sahabat yang terdapat di dalam hadits yang bisa kita petik hikmahnya. Bahkan beberapa kisah itu sudah difilmkan sehingga memudahkan kita untuk memahaminya.
Banyak sekali kisahKetika saya kecil, papa saya senang sekali membelikan buku cerita tentang kisah 25 nabi. Buku-buku itu berilustrasi hitam putih. Dari buku-buku tipis itu saya mengetahui beberapa kisah yang sampai saat ini masih saya ingat. Di samping itu pula, saat SD kakek saya suka bercerita kisah nabi saat mencabut uban. Kisah teladan  itu pun saya sampaikan kepada anak-anak saya.
Nah, sekarang, untuk mendapatkan kisah teladan nabi dan sahabat saat tidak susah lagi ya. Kita bisa mendapatkannya dari buku, CD, atau video online. Jadi, tidak ada alasan jika kita tidak mengenal 25 nabi ya. Fasilitas dan kecanggihan untuk mendukung pencarian tentang keteladanan nabi dan sahabat sudah banyak ya. Tinggal klik di browser pencarian saja, kita sudah mendapatkan banyak informasi.
Nah, satu kisah keteladanan dari salah satu sahabat nabi s.a.w. ini saya dapatkan dari teman. Masya Allah ceritanya menggugah sekali dan anak-anak menikmatinya. Mereka larut dalam setiap cerita. Yang pastinya, mereka mengerti pesan moral yang disampaikan dari kisah tersebut.
Siapa yang tidak mengenal Umar bin Khathab r.a.? Dijajaran sahabat Khulafaur Rasyiddin, banyak sekali kisah yang bisa dipetik dari kehidupannya. Ada satu kisah di masa kepemimpinan Umar bin Khathab r.a. yang sering diputar di rumah. Anak-anak pun mudah menangkap pesan moral di dalamnya.
Setiap malam Khalifah Umar bin Khathab r.a. selalu ronda sambil memperhatikan kehidupan warganya. Nah, suatu malam ketika beliau sedang berkeliling bersama salah satu sahabatnya, beliau mendengarkan suara tangisan anak-anak dari sebuah rumah.
Tangisan anak-anak itulah yang membuat Umar bin Khathab r.a. untuk memberanikan diri mengetuk pintu rumah tersebut. Alangkah sedih dan merasa bersalahnya Umar bin Khathab r.a. saat tahu alasan anak-anak itu menangis. Mereka menangis karena kelaparan dan mengharapkan apa yang dimasak oleh ibunya akan segera disantap.Â
Sayangnya, sang ibu berpura-pura memasak agar anaknya memiliki harapan untuk makan. Dia membenci sang khalifah karena tidak memperhatikan rakyatnya. Sang ibu tidak tahu bahwa khalifah telah menugaskan seseorang untuk menyelidiki rakyat yang kesusahan.
Khalifah Umar bin Khathab r.a. merasa menyesal karena tidak bisa memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Dia menyesali dirinya yang tidak bisa memimpin. Segera saja dia pergi ke lumbung makan dan mengambil persediaan makanan untuk diberikan kepada sang ibu.
Bukan hanya itu, dengan tangannya sendiri Umar bin Khathab r.a. memasak makanan untuk keluarga itu. Dengan perasaan terharu, sang ibu membangunkan anak-anaknya, yang tertidur karena kelelahan menunggu. Â
Itulah salah satu kisah Umar bin Khathan r.a. Sebelum dirinya bertauhid, sosoknya terkenal dengan keras dan tegas. Namun, setelah hatinya dilingkupi dengan cahaya Allah, hatinya mudah luruh dan lembut. Masya Allah, kepemimpinan Islam semasa Umar bin Khathab r.a. penuh dengan keindahan akhlaknya. Dia tidak rela kalau dirinya bergelimang kenikmatan, sedangkan rakyatnya mengalami kelaparan atau kesusahan.