Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗
Puasa Ceria, Puasa di Masa Kecilku
Terkesan bandel banget masa itu. Sholat tarawih kami lakukan hanya beberapa rakaat apalagi tahu kalau imamnya adalah bapak yang membaca surat panjang. Kami sering sebal dengannya.
Setelah tarawih, kegiatan kami adalah mendengarkan ceramah. Itu karena ingin mendapatkan tanda tangan penceramah sama imamnya saja. Ya, aku harus berburu tanda tangan itu agar buku ramadanku terisi.
Keenam, sahur. Sahur ini adalah saat yang paling sulit bagiku. Kondisi mata yang masih mengantuk dan perut yang tidak lapar membuatku malas banget untuk makan sahur. Kadang, aku hanya makan sedikit. Jangan sampai aku tidak sahur.
Setelah sahur, aku dan teman-teman sholat subuh di masjid. Begitu mendapatkan tanda tangan imam, kami mulai maraton alias joging. Kegiatan pagi pada masa dulu ramai. Jadi, kami tidak takut untuk jalan setelah subuh. Coba, kalau sekarang. Keluar rumah menjadi sesuatu yang menakutkan.
Sepertinya enam kegiatan tadi adalah kegiatan ramadan yang berkesan di masa kecilku. Cerita ramadan masa kecil memang tak akan terulang kembali. Ya, tidak mungkin karena aku sudah tua.