Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗
Memaafkan: Perkara Pembiasaan dan Cara Melakukannya
Ketiga, jangan merasa paling benar sebab kesalahan seseorang terdapat pada kemampuannya yang sering salah dalam menilai diri sendiri. Rendah hatilah ketika melakukan kesalahan.
Keempat, tanamkan keyakinan bahwa memaafkan itu adalah awal hubungan yang baru, yang harus lebih baik dari sebelumnya.
Bagi diri saya memaafkan itu suatu perbuatan yang luar biasa mulia. Orang yang sering tersakiti dengan legowo menerima permintaan maaf adalah kehebatan yang luar biasa. Saya jadi ingat kisah yang saya bacakan kepada anak-anak semalam, yaitu kisah Ali r.a. Ketika itu Ali r.a. sedang melakukan peperangan dan berhadapan langsung dengan musuh. Namun, saat pedang musuh sudah terlepas dan Ali tinggal menghunuskan pedangnya, si musuh meludahi wajah Ali r.a. Seketika Ali marah dan ingin menghabisi nyawa musuh. Namun, akhirnya dia sadar bahwa nafsunyalah yang sedang menguasainya, bukan lagi karena tuntunan Islam.
Ali r.a. pun menghempaskan pedangnya dan hendak berlari dari musuh itu. Dia memaafkan si musuh. Namun, dia dicegat, sang musuh bertanya mengapa dia tidak jadi membunuhnya. Penjelasan Ali singkat, karena dia ingin membunuh musuh karena keimanan, bukan hawa nafsu. Akhirnya, musuh itu menyadari bahwa ada keagungan dalam jiwa Ali r.a., yang menunjukkan kemuliaan Islam.
Jadi, betul bahwa menanggalkan keegoisan atau sifat mementingkan diri sendiri itu akan mendatangkan kebaikan. Saya sering membuktikannya. Saat kita sudah betul-betul ikhlas memaafkan, ada pintu kebaikan yang siap menyapa kita.