Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mampukah Kita Bersyukur dalam Nikmat yang Sangat Terbatas?

14 April 2022   14:42 Diperbarui: 14 April 2022   14:45 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mampukah Kita Bersyukur dalam Nikmat yang Sangat Terbatas?
Image:Penyebab kita tidak bersyukur (by Merza Gamal)

Hari ini kita sudah melewati puasa Ramadhan yang ke duabelas. Semoga dengan menjalani puasa disertai amalan-amalan lain, kita semakin bisa mensykuri segala nikmat yang telah kita rasakan selama ini.

Banyak orang yang tak seberuntung kita, tapi kita boleh iri dengan kebersyukuran mereka dengan nikmat yang jauh sangat terbatas dibandingkan yang kita peroleh.

Dalam bukunya Shaidul Khathir (2/330), Imam Ibnul Jauzi menuturkan kisah perjalanannya yang penuh penderitaan dan kesulitan dalam mencari ilmu dan bagaimana beliau menghadapi semua itu dengan penuh kesabaran.

Dia berkata, "Sungguh, dalam perjalanan mencari ilmu banyak sekali kesulitan yang aku hadapi. Semua itu aku rasakan lebih manis daripada madu. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah syair:

'Barangsiapa yang cita-cita tingginya mengalahkan nafsunya, maka apapun yang menimpanya semua tetap dia cintai.'

Ketika masih kecil, aku terbiasa memunguti sisa-sisa roti kering, kemudian aku keluar untuk mencari hadis. Diriku biasanya duduk di pinggir sungai Isa di Baghdad, karena aku tidak bisa memakan langsung roti itu kecuali dengan air. Tentu karena kerasnya! Setiap kali satu suapan pasti kuikuti dengan minum air. Naluriku pun tidak bisa menyembunyikan kegembiraan dalam menuntut ilmu itu, meskipun secara lahir orang melihatnya cukup menderita.

Aku sudah cukup bersyukur dengan keadaan yang kualami. Dan benar, akhirnya jerih payah ini membuahkan pengetahuan yang luas. Diriku dikenal sebagai orang yang banyak menghapal hadis Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, riwayat keadaan beliau, para sahabat dan tabi'in."

Membaca kisah Imam Ibnul Jauzi tersebut, adakah hati kita bergetar untuk mensyukuri segala nikmat dan karunia yang diberikan Allah kepada kita. Dan, semoga puasa-puasa yang telah kita lalui selama 12 hari Ramadhan ini dapat membekas di hati dan menjadikan kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan karuniaNya.

Wallahualam bishowab.

Image: JIka tidak ada cinta dan rasa bersyukur dihatimu... (by Merza Gamal)
Image: JIka tidak ada cinta dan rasa bersyukur dihatimu... (by Merza Gamal)

Terus Semangat!!!

Tetap Semangat...

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun