Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Makna Ramadhan dalam Tradisi Mahanta Pabukoan di Riau dan Sumatera Barat

1 April 2023   05:38 Diperbarui: 1 April 2023   05:41 1626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makna Ramadhan dalam Tradisi Mahanta Pabukoan di Riau dan Sumatera Barat
Image: Aneka hidangan yang dihantarkan dalam tradisi Mahanta Pabukoan (by Merza Gamal)

Tradisi Mahanta Pabukoan masih banyak dijalankan di beberapa kabupaten di Sumatera Barat dan Riau. Beberapa daerah yang masih aktif melaksanakan tradisi ini di Sumatera barat adalah: Kabupaten Tanah Datar, Agam, Padang Pariaman, Limapuluh Kota, dan Kota Padang. Sementara kabupaten di provinsi Riau yang masih aktif melaksanakn tradisi ini adalah: Kabupaten Kuantan Singingi, Siak, Kampar, dan Kota Pekanbaru.

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa tradisi ini masih dilakukan di daerah-daerah lain yang tidak disebutkan di atas. Tradisi Mahanta Pabukoan merupakan warisan budaya yang sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

Tradisi Mahanta Pabukoan masih dilestarikan hingga saat ini di Riau dan Sumatera Barat. Meskipun seiring dengan perkembangan zaman dan gaya hidup yang semakin modern, tradisi ini masih menjadi bagian penting dalam budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.

Walaupun demikian, ada beberapa hal yang menjadi tantangan bagi kelangsungan tradisi ini. Salah satunya adalah kesulitan dalam Mahanta Pabukoan kepada keluarga dan kerabat yang tinggal jauh dari tempat tinggal. Selain itu, adanya perubahan pola hidup dan mobilitas yang semakin tinggi dapat mengurangi waktu dan kesempatan bagi orang-orang untuk berkumpul dan melaksanakan tradisi Mahanta Pabukoan.

Meskipun begitu, tradisi ini masih dijalankan oleh banyak keluarga dan kerabat di beberapa daerah tersebut. Terkadang, tradisi ini juga diadakan secara bersama-sama oleh beberapa keluarga atau komunitas dengan memasak bersama makanan yang akan dihantarkan sebagai bentuk kebersamaan dan kerja sama antar anggota keluarga dan masyarakat.

Namun, dengan semakin sibuknya jadwal dan aktivitas sehari-hari, ada beberapa keluarga yang memilih memesan makanan dari catering sebagai alternatif. Meskipun demikian, pesanan catering biasanya tetap dihias dengan taruang atau baki dengan kain warna-warni sebagai penanda bahwa hidangan tersebut disajikan sebagai bagian dari tradisi Mahanta Pabukoan.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat perubahan dalam cara mempersiapkan hidangan, tradisi Mahanta Pabukoan tetap dijaga dan dihargai sebagai bagian dari kekayaan budaya dan adat istiadat masyarakat Riau dan Sumatera Barat.

Bagi keluarga yang masih tinggal di daerah asal, biasanya akan mengirimkan makanan atau hadiah kepada keluarga yang tinggal di rantau sebagai bentuk perayaan berbuka puasa dan mempererat hubungan kekeluargaan. Sebaliknya, keluarga yang tinggal di rantau juga akan mengirimkan hadiah atau makanan kepada keluarga di daerah asal mereka.

Meskipun mungkin tidak dilakukan secara langsung seperti saat mereka masih tinggal di daerah asal, tradisi Mahanta Pabukoan tetap dapat dilakukan dengan cara mengirimkan makanan atau hadiah sebagai bentuk penghormatan dan rasa sayang kepada keluarga yang dihormati. Hal ini dapat menjadi sarana untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan menjaga kebersamaan meskipun keluarga berada di tempat yang berbeda.

Biasanya, sebagai pengganti Mahanta Pabukoan, keluarga yang tinggal di rantau dapat mengirimkan makanan atau hadiah sebagai bentuk perayaan dan penghormatan kepada keluarga yang masih tinggal di daerah asal. Beberapa contoh makanan atau hadiah yang dapat dikirimkan antara lain:

  1. Kue-kue tradisional yang biasanya disukai dan dinikmati oleh keluarga sebagai camilan saat berbuka puasa atau sebagai hidangan untuk makan malam.
  2. Lauk-pauk seperti rendang, dendeng ragi, ikan salai yang biasanya dikirimkan dalam bentuk kering atau dalam kaleng agar tahan lama dan mudah dikirimkan.
  3. Buah-buahan yang sesuai dengan musim dan ketersediaan di daerah mereka. Buah-buahan ini biasanya dianggap sebagai hidangan yang segar dan menyehatkan setelah berbuka puasa.
  4. Hadiah khusus seperti baju atau pakaian tradisional, hiasan rumah, atau kerajinan tangan lainnya yang memiliki nilai sentimental atau artistik bagi keluarga yang menerima.

Dengan mengirimkan makanan atau hadiah, keluarga yang tinggal di rantau dapat tetap merayakan dan mempererat hubungan kekeluargaan dengan keluarga yang masih tinggal di daerah asal. Namun ada juga yang mengatakan tradisi tersebut sebagai pemborosan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun