Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengaplikasikan Azas Presumption of Innocence dalam Kehidupan Sehari-hari Sesuai Ajaran Islam

24 April 2023   14:12 Diperbarui: 24 April 2023   14:13 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengaplikasikan Azas Presumption of Innocence dalam Kehidupan Sehari-hari Sesuai Ajaran Islam
Image: Menjadi Mukmin sejati meskipun Ramadan telah berlalu (by Merza Gamal)

Sebagai seorang Muslim, mengaplikasikan azas Presumption of Innocence dalam kehidupan sehari-hari adalah penting dalam menjaga hubungan yang baik dengan sesama Muslim dan menghindari tuduhan yang tidak berdasar. Dalam Islam, prinsip ini ditegaskan melalui ajaran yang menghargai hak asasi setiap individu, menghindari prasangka buruk, mengedepankan kasih sayang dan pengertian, mengedukasi diri dan orang lain, menghindari menyebarkan fitnah, serta memberikan kesempatan untuk membuktikan diri sebelum dihukum.

Dalam konteks hukum, Presumption of Innocence mengandung nilai-nilai keadilan, kebijaksanaan, dan penghormatan terhadap hak asasi individu, serta menghindari penyalahgunaan kekuasaan. Dalam rangka mengaplikasikan prinsip Presumption of Innocence dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk memiliki kesadaran, kesabaran, dan kebijaksanaan dalam memandang diri sendiri dan orang lain. Prinsip ini menggarisbawahi pentingnya menghargai hak-hak individu, menghindari prasangka buruk atau penghakiman prematur, dan berlaku adil dalam sikap, tindakan, dan keputusan kita sehari-hari.

Pada dekade belakangan ini kita temui beberapa kelompok yang mengklaim bahwa hanya mereka yang menerapkan ajaran Islam dengan benar, sementara kelompok lain dianggap salah. Menyikapi hal tersebut, penting bagi kita untuk menghadapi mereka dengan bijaksana dan penuh pengertian agar tidak terjadi perpecahan di antar persatuan umat dan kesatuan bangsa.

Sikap yang bijaksana, penuh pengertian, dan mengedepankan persatuan dapat membantu menghadapi kelompok yang mengklaim bahwa hanya mereka yang paling benar dalam menerapkan ajaran Islam. Penting untuk diingat bahwa dalam ajaran Islam, persatuan dan kerjasama antara umat Islam sangat ditekankan, dan perbedaan dalam pemahaman agama tidak harus mengarah pada perpecahan atau konflik.

Dengan berpegang pada nilai-nilai Islam yang baik dan mengedepankan akhlak yang baik, kita dapat membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati dengan umat Islam lainnya. Meskipun, ada perbedaan di antar kita dalam pemahaman atau praktik agama. Tuduhan bid'ah dan pengkafiran terhadap sesama Muslim yang tidak sepaham dalam praktik agama tertentu dapat menjadi biang perpecahan di antara umat Islam.

Dalam ajaran Islam, prinsip persatuan, toleransi, dan saling menghormati antar sesama Muslim sangat ditekankan, dan tuduhan bid'ah atau pengkafiran harus dihadapi dengan bijaksana dan proporsional. Dalam menghadapi tuduhan bid'ah atau pengkafiran di antara umat Islam, penting untuk mengedepankan prinsip-prinsip Islam yang mendorong persatuan, toleransi, dan penghormatan terhadap perbedaan pendapat atau praktek agama.

Marilah kita menghindari sikap yang merasa paling benar atau menghakimi sesama Muslim, dan senantiasa berupaya untuk membangun hubungan yang baik, menyebarkan pemahaman yang benar, serta menjadi teladan dalam berakhlak yang baik.

Semoga kita sebagai umat Islam dalam momen pasca Ramadan, yakni bulan Syawal sebagai bagian dari perbaikan diri berkelanjutan (Continuous Improvement) dapat mempraktikkan azas Presumption of Innocence dalam kehidupan sehari-hari dan mewujudkan persatuan dan keharmonisan di antara umat Islam. Prinsip Presumption of Innocence adalah salah satu nilai yang harus dipegang teguh sebagai bagian dari etika dan prinsip hukum Islam yang mendasarkan pada penghormatan terhadap hak asasi individu dan keadilan.

Dengan mengaplikasikan prinsip dan azas Presumption of Innocence, kita dapat menjaga keharmonisan dalam masyarakat, mencegah ketidakadilan, dan membangun hubungan yang saling menghormati antara sesama Muslim dan umat manusia pada umumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun