Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.
Memelihara Kebahagiaan Hati Setelah Ramadan Pergi
Bulan Ramadan, bulan suci dalam agama Islam, adalah waktu yang penuh berkah dan keberkatan. Umat Muslim di seluruh dunia menjalani bulan Ramadan dengan menjalankan ibadah puasa, menambah amal ibadah, dan meningkatkan kualitas ketaqwaan mereka. Namun, setelah bulan Ramadhan berlalu, bagaimana kita bisa memelihara kebahagiaan hati kita dan terus menjaga momentum ibadah kita?
Tanda kebahagiaan seorang manusia adalah manakala hatinya tenang, qalbunya tenteram, dadanya lapang, dan terbebasnya dia dari ketakutan, kecemasan dan resah gelisah. Siapa memilikinya, surga dunia sudah ada dalam genggamannya sebelum didapatkannya surga akhirat. Meskipun Ramadan telah berlalu, tapi bukan berarti kita tidak bisa memelihara hati agar hidup kita senantiasa bahagia.
Setelah kita merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1444H yang baru lalu, janganlah kita mengendorkan ibadah-ibadah yang telah berhasil kita jalani selama training akbar Ramadhan. Syawal adalah bulan peningkatan atau saatnya kita melakukan continuous improvement agar performance ketaqwaan kita meningkat pada puncak periode ibadah kita tahun 1444H pada saat tanggal 10 Dzulhijah (Idul Adha).
Ibadah-ibadah yang telah berhasil kita lakukan selama bulan suci Ramadan tersebut janganlah mengendor. Kita harus tetap menjalani amalan-amalan yang telah kita amalkan, seperti shalat sunnah, dzikir, tilawah Al Quran, dan berbagai amal ibadah lainnya. Kita juga harus terus berbuat kebaikan kepada sesama manusia, seperti bersedekah, mengunjungi orang sakit, dan membantu yang membutuhkan. Dengan melanjutkan amalan-amanah Ramadan, kita bisa mempertahankan keberkahan dan kebahagiaan dalam hati kita.
Seharusnya kita bisa meningkatkan kualitas shalat kita, mendalami Al-Quran, mengingat Allah SWT dengan dzikir dan doa, serta menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama setelah Ramadan pergi. Dengan meningkatkan ketakwaan, kita akan merasa lebih dekat dengan Allah SWT dan hati kita akan terasa lebih bahagia dan tenang.
Salah satu kunci kebahagiaan hati adalah menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia. Setelah Ramadhan berakhir, kita tidak boleh melupakan nilai-nilai sosial yang telah kita pelajari selama bulan suci tersebut. Kita harus tetap menjalin hubungan yang baik dengan keluarga, teman, tetangga, dan masyarakat sekitar kita. Kita juga harus menghindari konflik, gosip, dan prasangka buruk terhadap orang lain. Dengan menjaga hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang, kita akan merasa lebih bahagia dan damai dalam hati kita.
Setelah Ramadhan, kita harus tetap mengingat dan mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita. Kita harus mengingat saat-saat indah selama Ramadan, kenikmatan beribadah, dan keberkahan yang kita rasakan.
Kita juga harus bersyukur atas rezeki yang kita terima, keluarga yang kita miliki, kesehatan yang diberikan, dan berbagai nikmat lainnya. Dengan bersyukur, kita akan lebih fokus pada hal-hal positif dalam hidup kita dan hati kita akan dipenuhi dengan rasa bahagia dan puas.
Untuk memelihara kebahagiaan hati setelah Ramadhan, kita perlu menjaga keseimbangan dalam hidup kita. Kita harus mengatur waktu dengan bijaksana antara ibadah, pekerjaan, keluarga, dan waktu luang.