Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Mengaplikasikan Konsep Zero Waste dalam Merancang Baju Lebaran bersama Keluarga

28 Maret 2024   21:03 Diperbarui: 2 April 2024   11:05 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengaplikasikan Konsep Zero Waste dalam Merancang Baju Lebaran bersama Keluarga
Ilustrasi baju lebaran keluarga. Sumber: Shutterstock/Queenmoonlite Studio via KOMPAS.com

Menerapkan konsep Zero Waste dalam merancang baju Lebaran juga sejalan dengan nilai-nilai Islam tentang kepedulian terhadap alam dan kehidupan sederhana. Proses merancang bersama keluarga tidak hanya memperkuat ikatan keluarga, tetapi juga merupakan bentuk ibadah yang mengajarkan kesederhanaan dan tanggung jawab terhadap alam semesta yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Menurut ajaran Islam, manusia adalah khalifah di bumi yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan. Dengan menerapkan konsep Zero Waste dalam kehidupan sehari-hari, umat Muslim dapat menghormati peran ini dan menjadi agen perubahan positif dalam menjaga kelestarian alam.

Langkah-langkah Praktis dalam Merancang Baju Lebaran dengan Zero Waste

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
  1. Pilih Bahan yang Ramah Lingkungan: Saat memilih bahan untuk baju Lebaran, prioritaskan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti kain organik atau kain daur ulang.
  2. Manfaatkan Sisa-sisa Kain: Alih-alih membuang sisa-sisa kain dari proyek-proyek sebelumnya, manfaatkan mereka untuk merancang detail-detail atau aksesori tambahan pada baju Lebaran.
  3. Kreativitas dalam Desain: Berkolaborasi dengan anggota keluarga untuk merancang desain yang unik dan personal. Tambahkan sentuhan-sentuhan kreatif seperti bordir atau sulaman untuk membuat baju semakin istimewa.
  4. Mendaur Ulang Baju Lama: Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk mendaur ulang baju-baju lama yang sudah tidak terpakai menjadi bahan untuk baju Lebaran baru. Hal ini tidak hanya mengurangi limbah tekstil, tetapi juga memberikan baju-baju lama nilai yang baru.
  5. Sharing Economy: Jika memiliki baju-baju Lebaran yang sudah tidak dipakai lagi, pertimbangkan untuk menukarnya dengan keluarga atau teman, atau menyumbangkannya ke yayasan amal lokal. Hal ini membantu memperpanjang umur pakai baju dan mengurangi konsumsi barang-barang baru.

Kesimpulan

Merancang baju Lebaran bersama keluarga dengan konsep Zero Waste adalah langkah yang bermakna dan relevan dalam merayakan Ramadan. Selain membantu mengurangi pemborosan dan mendorong gaya hidup yang lebih efisien, praktik ini juga memungkinkan umat Muslim untuk menyatu dengan nilai-nilai Islam tentang kepedulian terhadap alam dan sumber daya alam.

Dengan demikian, setiap langkah yang diambil dalam merayakan Ramadan dapat menjadi bentuk ibadah dan penghormatan terhadap ciptaan Allah SWT. Dengan menerapkan konsep Zero Waste dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjalani Ramadan dengan penuh kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, serta memberikan kontribusi positif bagi kelestarian alam semesta yang telah diberikan oleh Allah SWT dan jalan untuk menjadi mukmin sejati sepanjang masa.

Semoga artikel sederhana dari seorang yang fakir ilmu dan pengalaman ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam dan menginspirasi "Kompasianer yang kerenz" untuk menjalani Ramadan dengan penuh kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan!

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun